Hai,
Baik gak sih aku, belum nyampe target udah update? 😋
Terakhir kali update cepet nih, mulai chapter depan mah update nya lima sehari sekali aja sambil ngumpulin komen seribu 😂
Happy Reading...
***
Thalita tersentak kecil saat merasakan tangan besar Adi meraih tengkuk kepala nya untuk memperdalam ciuman, dengan usaha keras, akhirnya Thalita bisa menjauhkan wajah nya dari jangkauan lelaki itu.
Dengan napas yang masih tersengal, Thalita mengusap wajah gusar nya. Astaga. apa yang dia lakukan? Bisa-bisa nya ia terbawa perasaan. "Ta," suara Adi membuat Thalita menoleh, menemukan lelaki itu menatap bingung.
"Sorry, gak seharusnya kita kaya gini. Gue terbawa perasaan." Thalita menyugar rambut nya yang berantakan akibat ulah Adi. Mata nya menemukan raut wajah Adi yang semakin kacau saja. Thalita hela napas panjang. "My bad. I'm sorry." Gadis itu lalu beranjak dari kasur Adi. Mengabaikan Adi yang terus bertanya kenapa. "Gue balik."
"Ta tunggu, masih banyak yang harus kita bicarakan."
"Gak ada Adi. Hubungan kita udah selesai." Tutur Thalita lugas. "Gue bakal bujuk Papi supaya kerja sama perusahaan bokap lo bisa di perpanjang. Gak seharus nya urusan kerjaan di bawa ke dalam urusan pribadi."
Adipati geram. "Bukan itu yang gue mau Ta! Gue gak peduli tentang perusahaan. Gue mau lo." Ucapnya. "Gue sayang sama lo, Ta. Begitupun lo. Omong kosong kalau lo bilang lo gak sayang sama gue!"
Thalita menatap Adi kesal. "Sekalipun ucapan lo benar, hal itu gak bisa merubah keputusan gue Di. Gue gak bisa pertahanin hubungan yang rusak ini." kata nya. "Perselingkuhan lo sama Shenina, hal yang paling menyakitkan sekaligus nggak termaafkan."
"Ta, kasih gue kesempatan."
"Gue selalu kasih kesempatan Di. Satu tahun gue diem, gue bertahan, berharap lo bisa sadar dan pulang ke gue. Tapi, lo gak pernah pulang Di. Jangan salahin gue, karena gue juga capek."
"Ta, gue mohon. Gue janji, enggak akan nyakitin lo lagi." Adi memelas, menatap Thalita penuh harap. Dirinya tidak bis ajika harus kehilangan Thalita. "Gue mohon. Gue udah tinggalin Shenin—"
"Shenina hamil," sela Thalita. "Anak lo." Adipati terhenyak. Menatap Thalita dengan raut tak percaya. "So, jangan ganggu gue lagi."
"Ta! Dia bohong," Adipati berucap geram. "Dia itu licik, dia pasti lagi rencanain sesuatu biar gue sama lo pisah lagi. Ta, jangan percay—"
"Sayang nya dia gak bohong. Dia bener-bener hamil anak lo."
***
Pagi sekali, Thalita sudah berada di loby rumah sakit dengan ponsel tertempel di telinga. Dari semalam, nomor Arion tidak bisa ia hubungi. Membuatnya khawatir.
Setelah kemarin malam Tahlita pulang dari rumah Adi, gadis itu langsung pulang ke rumah. Pikiran dan hati nya sedang kacau, dia butuh waktu sendirian. Itulah sebab nya ia tidak datang ke rumah sakit, padahal Thalita sudah berjanji pada Arion.
Thalita berdecak kesal saat panggilan justru di alihkan pada operator. Setelah keluar dari lift, buru-buru Thalita mengayun langkah dengan lebar. Ada Anita yang ternaya baru saja keluar dari kamar inap Arion, ketika gadis itu sampai. "Tante," Thalit menyapa ramah seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THALITA'S WORLD (SELESAI)
HumorSEGERA TERBIT - PART LENGKAP HIDUP THALITA JUNGKIR BALIK! Tiga bulan yang lalu, seorang Thalita Sasmitha Andan masih itik buruk rupa. Walau dirinya kaya, tapi selalu di hina. Walau dirinya cerdas tapi selalu di tindas, walau dirinya cantik tapi sela...