CHAPTER 18

130K 16.7K 2.3K
                                    

Heyo guys!

Maaf baru Up, jamber kalian baca ini?

Gais, kita manis-manisan dulu ya. Tata lagi nempel ama Arion soalnya.

Chapter depan baru kita mulai pembalasan WKWK.

Aku up lagi nanti sore jam 3, kalau komen nya tembus 500 deh 😋

Happy Reading...

Jangan lupa Vote dan komen 😍

𝒯𝒽𝒶𝓁𝒾𝓉𝒶'𝓈 𝒲𝑜𝓇𝓁𝒹

PUKUL 02.30 dini hari, mungkin banyak manusia yang sudah terlelap saat ini. Bahkan ayam yang selalu bangun subuh pun mungkin masih tidur. Tapi tidak dengan Arion, mata lelaki itu masih melotot. Memerhatikan Thalita yang kini terlelap di samping nya. Di atas brankar nya.

Tadi setelah Bunda nya pamit pulang, gadis itu memaksa ingin tidur di samping nya. Arion menolak tentu saja, namun saat melihat mata bening itu meredup dan sedih. Arion tidak sampai hati jika menolak permintaan Thalita. Ya, pada akhirnya Arion selalu kalah pada mata bundar kecoklatan itu.

Maka disinilah ia sekarang, berbaring miring berhadap-hadapan dengan Thalita. Menatap lekat wajah lembut gadis itu. Alis nya mata nya hidung dan bibirnya. Cantik. Dan akan selalu cantik di mata Arion.

Tangan Arion terangkat. Mengusap lembut wajah Thalita dengan ibu jari nya, lalu menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik itu. Kini dia bisa melihat Thalita dengan jelas. Wajah yang kini sudah bersih dari jerawat, tidak ada lagi berentusan atau bekas nya. Yang ada hanya kulit wajah yang putih mulus seperti tanpa ada pori-pori.

Sedang asik mengelus wajah Thalita — hal yang bisa Arion lakukan diam-diam — Lelaki itu di buat terkejut ketika mata Thalita terbuka tiba-tiba. Sontak saja hal itu membuat elusan tangan nya berhenti. Thalita menatap mata nya dengan tatapan yang tidak pernah Arion lihat sebelum nya. Atau mungkin pernah, saat dulu. Saat mereka masih anak-anak.

"Aarr." Seperti biasa, suara Thalita selalu terdengar manja tapi bukan manja yang berlebihan. Terdengar lembut setengah merengek.

"Hmm?"

"Kok berenti?"

"Apa?"

"Elusin ini." Thalita membawa tangan Arion ke pipi nya. Berdecak karena setelah nya Arion diam saja "Elus lagi ih."

Arion diam saja, bahkan ia menarik tangan nya dari pipi lembut itu "Gue gak elusin." Bantah Arion.

"Terus apaan?" Thalita tersenyum geli melihat bola mata Arion yang berkeliaran.

"Ar, aku belum bilang makasih." Ucap Thalita membuat alis Arion terangkat. Thalia merubah posisi menjadi tengkurap. Sedangkan Arion dengan posisi terbaring. Membuat Thalita leluasa menatap wajah tampan yang kini pucat itu dari atas "Makasih udah nolong aku. Makasih udah berkorban nyawa demi aku. Makasih... udah mau kuat dan bertahan."

Arion menatap mata Thalita yang sudah berkaca. Sial! dirinya benar-benar tidak suka melihat mata indah itu menangis, sekalipun itu tangis haru atau bahagia. Dia hanya ingin melihat mata indah itu berbinar bukan berkaca "Ngapain lo nangis?"

"Aku. Aku ngerasa bersalah banget. Gara-gara aku kamu jadi ikut jatuh. Harusnya kamu biarin aku jatuh sendiri!" Ucap Thalita "Harus nya... Kamu gak perlu berkorban sejauh itu buat aku."

Gemas. Arion menyentil kuat kening Thalita "Jangan pernah ngelakuin hal konyol itu lagi." Ucapnya tajam.

"Kenapa?" Thalita bertanya dengan bibir mengerucut, tangan nya mengusap kening yang tadi Arion sentil.

THALITA'S WORLD (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang