DI PUBLISH ULANG YA!
Kalau yang udah baca, boleh skip. Tapi, ada perubahan di setiap Chapter nya. Baca ulang bisa yookk 🙃TOLONG TANDAI TYPO!
Happy reading...
Jangan lupa Vote dan Komen
𝓣𝓱𝓪𝓵𝓲𝓽𝓪'𝓼 𝓦𝓸𝓻𝓵𝓭
HARI MINGGU, jam sudah menunjukkan pukul 08.30 pagi, tapi Thalita masih betah bergelung di bawah selimutnya. Dengkuran halus menjadi bukti bahwa gadis bersurai panjang itu masih di alam mimpi.
Pintu kamar terbuka dengan derit pelan, Nirina-Mami Thalita masuk dengan langkah hati-hati. Dilihatnya putri kesayangan nya itu dengan lekat. Senyum kasih sayang terbit dari bibir wanita paruh baya itu.
"Sebenarnya, apa yang sedang kamu hadapi Ta?" Gumam Nirina "Kenapa kamu selalu terlihat sedih." Lanjut nya sambil mengusap pelan surai anak nya.
Kemarin malam, saat dirinya dan sang suami pulang, mereka tidak menemukan Thalita. Kata Mbak Ratih, Tata pergi dengan Adipati. Tentu saja Nirina senang mendengar kabar tersebut, karena seingat nya, anak nya itu sudah sangat jarang menghabiskan waktu dengan sang tunangan. Namun, sesaat setelah Nirina selesai membersihkan diri dan berniat makan malam, dia di buat terkejut karena berpapasan dengan Thalita yang hendak menaiki tangga.
Tadi nya, Nirina ingin menegur. Namun, melihat Thalita menaiki anak tangga dengan kepala menunduk, dan sesekali tangan gadis itu mengusap pipi. Nirina tahu, ada yang tidak beres dengan anaknya, Thalita menangis.
Alhasil, belum sempat Nirina menyapa, Thalita lebih dulu menyadari keberadaan nya "Eh Mami. Udah pulang." Ucap Thalita malam itu "Aku ke kamar dulu ya Mam, pengen istirahat. Good night." Lalu Thalita pergi begitu saja tanpa perlu menunggu jawaban dari Nirina.
Dan kini, melihat Puteri nya tertidur pulas dengan mata yang cukup bengkak, Nirina yakin ada yang salah dengan Thalita. Apa Thalita menangis semalaman?
"Sayang, bangun yuk." Nirina berucap lembut sambil menggoyang bahu puteri nya "Tata. Udah siang nih."
Thalita menggeliat, matanya menyipit karena silau matahari. Perih langsung terasa saat dirinya membuka penuh matanya, namun Thalita tahu, perih ini bukan karena silau matahari. Melainkan karena akibat menangis semalaman.
"Mam." Thalita tersenyum mendapati Mami nya.
"Capek banget ya? Sampe bangun siang."
"Heem. Cape nangis." Ucap Thalita dalam hati "Enggak Mam, kemarin nonton drakor sampe tengah malam. Jadi kesiangan." Nirina hanya mengangguk sebagai jawaban. Walau dirinya tahu, puteri nya tengah berbohong.
Nirina tidak akan memaksa jika Thalita belum mau bercerita. Thalita itu anak yang kuat, jika ada masalah dan Thalita belum mau mengadu, maka Thalita masih bisa mengatasinya sendiri. Dan Nirina tahu, jika nanti pada saat nya Thalita bercerita, itu artinya Thalita butuh saran dan dukungan dari nya.
"Ya sudah, sekarang kamu bangun. Mandi, bau acem tau." Gurau Nirina.
"Iya Mam."
***
"Den Dirga, ini tadi mbak setrika baju-baju. Ternyata ada jaket jeans, ini punya aden bukan ya? Soalnya bau parfum nya beda." Mbak ratih menghampiri keluarga Andan yang siang ini sedang bersantai di ruang TV. Ada Faizal, Nirina, Dirga dan tentu saja Thalita. Ditangan wanita paruh baya itu ada jaket jeans yang sudah rapi tergantung di hanger.
KAMU SEDANG MEMBACA
THALITA'S WORLD (SELESAI)
HumorSEGERA TERBIT - PART LENGKAP HIDUP THALITA JUNGKIR BALIK! Tiga bulan yang lalu, seorang Thalita Sasmitha Andan masih itik buruk rupa. Walau dirinya kaya, tapi selalu di hina. Walau dirinya cerdas tapi selalu di tindas, walau dirinya cantik tapi sela...