CHAPTER 12

128K 16.9K 3.9K
                                    

Heyooo!

Makasih buat spam komen dari kalian walau enggak aku suruh. Terharu aku tuh 🤧😍

Ada yang nunggu?

Jam berapa kalian baca ini?

Spam komen sampai 500, buat double Up (@^0^)

Happy Reading...

Jangan lupa Vote dan Komen

𝓣𝓱𝓪𝓵𝓲𝓽𝓪'𝓼 𝓦𝓸𝓻𝓵𝓭

Buat pembaca baru, tolong di pahami ya. Cerita ini udah pernah aku publish sampai selesai dan sekarang proses revisi. Setiap hari aku edit typo nya dan update ulang. Jadi yang nanya, apa cerita ini masih berlanjut? Iya masih. Udah aku jelasin dari PROLOG kalau bakal aku publish ulang setiap hari.

Dan usahakan setiap ada note/catatan dari aku, tuh, di baca, biar nggak ketinggalan info dan akhirnya bertanya, aku beneran males ngulang2 jawaban yang sama soalnya. Bukan nya apa-apa, masalahnya yang nanya enggak satu dua tapi banyak. Jadi aku nya udah cape jelasin, padahal dari awal udah ada penjelasan nya :)

Hati Arion tidak tenang.

Lelaki itu gelisah, jantung nya bahkan berdetak kencang tiba-tiba. Tangan nya berkeringat dingin. pikiran nya hanya tertuju pada Thalita. Sekalipun guru di depan nya sedang menerangkan pelajaran.

Arion berusaha fokus namun hasilnya nihil, semakin lama ia diam semakin kuat pula denyutan sakit di hati nya, kian terasa menyesakkan. Aneh nya, ia tidak tahu apa yang membuat hati nya berdebar sakit.

Jadi, daripada dia menjadi gila lebih baik ia keluar saja mencari Thalita. Masa bodoh dengan dia pintar atau tidak, nanti ia akan mencari alasan agar Thalita mau berteman dengan nya.

"Ar. Nahan boker ya?" Bagas bertanya karena melihat gelagat Arion yang gelisah "Awas ah busiat."

Arion yang sudah siap berdiri pun urung "Gue keluar dulu. Nanti pas balik, bawa tas gue." Titah Arion sebelum dirinya berdiri dan meminta ijin pada guru di depan.

Arion melangkah lebar dengan jantung yang masih berdebar, semakin cepat ritme di debar jantung nya , setiap itu pula Arion mempercepat laju kaki nya. Koridor kelas sudah ia lewati. Ia hanya tinggal berjalan lurus untuk menuju tangga. Namun entah kenapa, laju kaki nya malah terasa berat, maka dengan sekuat tenaga Arion berlari. Tidak peduli pada seorang guru yang baru saja ia senggol.

Menaiki anak tangga yang cukup banyak, Arion akhirnya sampai di tangga terakhir. Rahangnya mengeras saat melihat gerbang pintu rooftop itu tergembok.

Karena pintu ini dari besi, dengan bentuk dari bawah ke tengah full besi lalu dari tengah ke atas seperti jeruji, Arion memasukan tangan nya pada sela jeruji itu untuk meraba sisi dinding, mencari kunci yang biasanya tergantung disana. Namun sial, kunci itu tidak ada.

"Shit!" Umpat Arion mendesis. Arion hendak pergi ke bawah untuk meminta kunci pada pengaja sekolah. Namun urung saat mendengar gelegar suara tawa lelaki. Suara yang Arion tahu bukan dari satu orang saja.

Tanpa pikir panjang Arion menendang gerbang itu. Namun karena dari besi, pintu gerbang itu tidak bisa runtuh walau Arion sudah mati-matian mengerahkan tenaga nya.

Arion masih fokus menendang-nendang pintu besi itu, namun suara tamparan yang cukup keras membuat tubuh Arion menegang. Dengan putus Asa Arion memukul gembok itu menggunakan tangan kosong. Tidak ia pedulikan buku jarinya yang kini sudah berdarah-darah.

THALITA'S WORLD (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang