CHAPTER 19

130K 16.6K 1.3K
                                    

Guys maaf telat. Mata ku kelilipan, kemasukan kerikil tadi di jalan pas keluar.
Perih banget sumpah. Ada yang tahu obat nya? Soalnya kek ada yang ganjil gtu di dalam mataku 😭

Makasih buat 800 komen nya. Sangat terkejut aku 😂

Kalau ada typo bantu mention ya gais. Aku gak fokus edit2 soalnya huhu.

Happy Reading...

Jangan lupa Vote dan Komen 🥰

𝒯𝒽𝒶𝓁𝒾𝓉𝒶'𝓈 𝒲𝑜𝓇𝓁𝒹

Thalita baru saja keluar dari kamar mandi, saat melihat Arion duduk sambil memegang ponsel nya. Lelaki itu terlihat kesal, terbukti dari alis nya yang menukik tajam dengan mata melotot ke layar ponsel.

Thalita memutuskan mendekat, mengintip apa yang sedang lelaki itu pelototi. Namun, layar ponsel itu gelap. Tidak ada apapun.

"Kamu.. liatin apa sih sampai melotot?" Tanya Thalita. Duduk di sisi brankar.

Arion diam enggan menjawab, menyimpan ponsel Thalita di posisi semula. Thalita mengambil ponsel itu, mengecek laman terakhir yang di buka Arion ternyata panggilan Facetime dari Bagas.

"Bagas, tadi Video call? Bilang apa?" Tanya nya tanpa menoleh pada Arion yang memutar bola mata.

"Gak tahu. Langsung di tutup pas gue angkat." Thalita mengangguk lalu beberapa menit berkutat dengan poselnya. Mengabaikan Arion.

"Aku ada urusan sama Bagas. Makanya dia hubungi aku." Entah kenapa Thalita merasa harus menjelaskan ini pada Arion. Mengingat wajah tampan itu tertekuk sangat membuatnya tidak nyaman "Kenapa kamu bete?"

Tidak mungkin Arion menjelaskan dirinya kesal karena Bagas mempunyai nomor pribadi Thalita sedangkan ia tidak punya. Ya, Arion kesal karena itu.

Melihat Arion yang diam dan enggan menatapnya, Thalita menghela napas. Menyimpan ponsel itu di nakas sebelum kemudian tangan mungil nya menangkup wajah Arion. Memaksa lelaki itu agar mau melihat mata nya "Kenapa? Apa yang salah? Hmm?"

Semenjak Thalita mengingat masa lalu nya dengan lelaki ini —Pertemanan nya semasa kecil — Thalita seolah tahu sifat dan karakter Arion. Walau sempat lupa hampir 10 tahun lamanya. Naluri itu tiba-tiba datang lagi. Membuat Thalita secara alami bisa mengenali seluruh sifat Arion lagi. Dan ia jelas tahu, sekarang lelaki ini sedang kesal padanya entah karena apa. Namun yang pasti, itu bersangkutan dengan Video Call dari Bagas.

"Arion, marah? Kesel aku Video Call sama Bagas?" Tanya nya lembut, menyabarkan diri sendiri.

"Gue gak tahu sejak kapan lo punya nomor Bagas sampai bisa sedekat itu buat Video Call." Aahh benar 'kan tebakan nya.

"Aku juga udah punya nomor Arion." Jawab Thalita, kembali menekuri ponselnya. Membuka laman panggilan lalu menekan angka 1, dimana nomor Arion ia jadikan panggilan cepat "Nomor Arion, aku simpan dipanggilan cepat. No 1." kata Thalita mengacungkan jari telunjuk di sertai senyum semanis mungkin. Berharap hal itu bisa membuat wajah tampan Arion berhenti tertekuk.

"No 2 nya. Siapa?" ohh lihatlah, saat wajah tampan itu berubah ekspresi menjadi penasaran. Menggemaskan.

"Enggak ada." Jawab Thalita. menekan angka 2 dan memilih panggil namun panggilan tidak terhubung pada siapapun "No 3 dan seterusnya juga enggak ada. Cuma ada nomor 1." Jelasnya sebelum Arion kembali bertanya.

Thalita terkekeh geli melihat Arion yang langsung membuang wajah ke samping. Ia bersumpah, barusan ia melihat ada rona merah menjalar di pipi lelaki itu "Seneng ya. Jadi no satu buat Thalita?" goda nya membuat lelaki itu mendengus.

THALITA'S WORLD (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang