CHAPTER 33

106K 13.6K 2.9K
                                    

Gak nyampe 1000 komen, tapi aku up nih.

Happy Reading...

Jangan lupa Vote.



Thalita marah.

Tentu saja, ia geram melihat Arion memposting foto cewek lain. Maksud lelaki itu apa? Seingat nya kemarin malam Arion meminta kejelasan hubungan, malah, mengajak nya menikah. Dan sekarang, lihat, lelaki itu malah membuat ulah.

Thalita turun dari taksi yang mengantarkan nya sampai pada pekarangan rumah Arion. Satpam di depan sana membiarkan nya masuk, karena Thalita mempunyai akses khusus dari Anita.

Maka disinilah dia sekarang, menekan interkom di sisi pintu. Tidak lama, asisten rumah tangga disana membukakan pintu untuk Thalita. "Non Angel. Masuk."

Thalita mengangguk di sertai senyum tipis. "Arion, ada?" tanya nya to the point. Gadis itu bahkan menolak untuk duduk dan juga tawaran minum.

Thalita langsung menuju lantai dua ketika asisten rumah tangga nya menyebutkan bahwa Arion ada di dalam kamar.

Dengan rasa kesal yang tertanam dalam dada, Thalita menekan knop pintu. Kekesalan nya semakin memuncak kala pintu itu di kunci dari dalam. Ingat dengan pesan Anita, bahwa ada kunci cadangan di dalam guci, Thalita lantas merogoh guci tersebut itu. Kunci sudah ia dapat. Thaliata memasuk kan nya dengan mudah pada lubang, dan memutar nya.

Thalita membuka pintu berperlitur coklat tua tersebut, lalu masuk ke dalam nya, namun detik berikut nya Thalita harus menahan langkah, bahkan menahan napas untuk sesaat.

Thalita menekan dada kiri dengan tangan kanan. Berharap denyut sakit yang meremas hati nya kuat, bisa berhenti.

Thalita tidak yakin, apakah ini patah hati atau bukan. Rasanya sakit sekali, bahkan lebih sakit saat melihat Adi bersama Shenina.

"Permisi," memaksakan untuk mengeluarkan suara saat dada sesak ternyata bukan keputusan baik. Sekarang suara Thalita terdengar bisikan seperti menahan tangis, atau memang begitu kenyataan nya.

Ternyata panggilan lirih itu, mampu membuat seorang gadis yang sedang sibuk menciumi pipi Arion yang tertidur, menoleh pada Thalita seketika.

Gadis itu. Erina namanya. Pemilik surai coklat lurus dan tebal. Pemilik hidung yang sangat tinggi bahkan gadis itu adalah pemilik mata yang sangat indah. Thalita benci mengakui ini, tapi ini adalah kenyataan, bahwa Erina secantik itu.

Erina, yang sedang duduk di sisi ranjang sambil membungkuk lantas menegakkan tubuh sebelum kemudian berdiri. Gadis itu berjalan dengan dagu terangkat tinggi sambil tangan bersedekap. Mata indah gadis itu memicing, meneliti Thalita yang memasang wajah dan sorot mata datar.  "Lo, siapa?" lembut. Suara Erina sangat lembut bahkan Thalita saja merasa kagum bagaimana suara itu mengalun dan masuk gendang telinga nya.

Thalita berdeham. Sambil balik menatap Erina dengan meneliti. "Gue Angela." katanya tenang, berhasil menyembunyikan rasa cemburu nya agar tidak tampak di wajah.

Erina mengkerut kening. Lalu mengangguk-angguk. "Mau ngapain kesini?"

Thalita kesal. Pada perempuan di depan nya ini yang bertingkah seolah dia lah pemilik kamar, atau bahkan pemilik Arion. "Gue mau ketemu Arion." Thalita menjawab. "Lo siapa?"

Erina tersenyum, dengan mata berbinar. Seolah memang pertanyaan yang Thalita tujukan sudah gadis itu tunggu-tunggu. "Erina Serapina," katanya. "Gue pacar Arion." lanjut gadis itu penuh percaya diri.

THALITA'S WORLD (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang