PART 26

38 5 0
                                    

Motor ninja yang Gaksa kendarai berhenti di parkiran. Ia kemudian memerintah gadis di belakangnya untuk turun lebih dulu.

"Makasih," ucap gadis itu, menyungging senyum untuk Gaksa yang telah membantunya menanggalkan helm.

Gaksa membalasnya dengan segaris senyum. Menyampirkan tasnya dengan benar, Gaksa lekas menyambar jemari pacar barunya.

Keduanya lantas beriringan menuju kelas.

Di balik punggung dua sejoli itu, ada Dodo yang bergeming dengan tangan mengepal. Ogi sama halnya. Ia mematung melihat Nada yang berdiri tak jauh dari mereka.

Melangkah sendirian, Dodo berniat merecoki kebersamaan Gaksa dengan gadis familier itu.

"Woy!" seru Dodo, berdiri di antara Gaksa dan gadis itu yang langsung memutus genggaman keduanya. "Masih ingat Zivara, nggak?"

Mendelik sekilas, gadis itu akhirnya mengalah. Ia sedikit menyisihkan celah agar tak berdempetan dengan Dodo yang ia yakini akan membuat kerusuhan.

"Nggak usah bahas dia," sela Gaksa tanpa menatap Dodo. Diam-diam, gadis yang berdiri di samping Dodo,  mengulum senyum melihat respon Gaksa.

"Wow. Segitu nggak pedulinya lo sama dia, heh?" Dodo melirik rendah sahabatnya.

"Sa, gue takutnya lo malah ngamuk pas tahu keadaan Zivara yang sebenarnya," oceh Dodo yang diselingi candaan.

Gaksa membuang muka, ia berdecih tak acuh.

Sontak, Dodo mencengkram kerah baju sahabatnya. "Hei, Sa! Gue tau lo kayak gini karena kecewa sama Zivara." Sejenak, ia terdiam seraya menghela napas gusar. "Buka mata lo. Zivara itu cewek polos, dia nggak mungkin ngelakuin hal itu."

"Gue nggak peduli," balas Gaksa, menepis tangan Dodo dari seragamnya.

"Ok!" Dodo menepuk punggung Gaksa. "Tapi ingat, ya. Gue pastiin lo bakal nyesel karena udah cuekin Zivara kayak gini."

"Bye." Dodo menghempas tangan ke udara, lalu menyeret kakinya agar menjauh dari kedua sejoli itu.

"Sa, kayaknya temen-temen lo nggak suka sama kedekatan kita," ucap gadis itu memelas, kembali mendekatkan diri pada Gaksa.

"Nggak usah dipikirin. Kita yang jalanin hubungan ini, bukan mereka." Tangan Gaksa terulur, mengusap surai gadis yang bersamanya.

"Ok,"

Sesaat, keduanya terdiam.

"Sa, gue mau ke kelas sepupu gue dulu. Nggak pa-pa 'kan?" Gaksa merasakan sebuah tangan menggelayutinya.

"Oh yaudah, sekalian biar gue temenin," balas Gaksa.

"Em, tapi sepupu gue sekelas sama Zivara."

"Ayok," putus Gaksa, menarik jemari gadis itu untuk ia genggam.

(≧▽≦)

Tatapan menghunus Gaksa tampilkan, melewati satu persatu siswa yang bergeming menyadari kehadirannya.

Gadis yang bersamanya, memimpin, menghampiri meja yang hendak ia tuju.

Tiba di barisan terbelakang, ia berhenti melangkah. "Em, kayaknya sepupu gue belum datang."

"Kita langsung ke kelas aja, yuk," imbuhnya yang diangguki Gaksa.

Nada yang baru saja menempati bangkunya, menunduk, berpura-pura sibuk dengan ponsel kala Gaksa melintas di sampingnya.

WINSOME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang