PART 15

38 7 0
                                    

Zivara dan Nada nampak asik bercengkrama di sela jam istirahat mereka sembari menunggu kedatangan Gaksa dan teman-temannya. Rencananya mereka akan ke cafetaria bersama.

Kedua siswi itu menduduki bangkunya masing-masing dengan saling berhadapan. Berhubung kelas hanya dihuni mereka berdua.

"Girls... kuy ke kantin. Gaksa sama Ogi udah duluan. " Dodo masuk seorang diri, mendatangi Zivara dan Nada.

Melempar senyum pada kakak kelasnya, Zivara dan Nada bangkit.

Sebuah keanehan terjadi. Nada sudah beranjak. Ia bahkan telah menempatkan diri di samping Dodo. Berbeda dengan Zivara, gadis itu terlihat kesulitan untuk berdiri.

"Var, kenapa?" Nada kembali menghampiri.

"Nggak tau. Ini kursinya susah lepas."

"Loh, kok gitu? Coba, coba." Nada memeluk Zivara dari depan, berusaha mengangkat tubuh sahabatnya.

"Kenapa?" Dodo mendekat.

Tanpa di duga, rok Zivara sedikit tersingkap dan menampilkan kulit area paha yang tertangkap mata jeli Dodo. Reflek, pemuda itu menutup mata. "Astaga."

"Rok Zivara susah lepas, kak," sahut Zivara di sela upayanya melepaskan diri dari kursi.

"Duh, nggak bisa dibiarin nih," gumam Dodo sekaligus mencari solusi. "Nad, Var, gue ke kantin dulu, ya. Mau manggil Gaksa. Bye." Masih dengan mata tertutup, ia berbalik. Pemuda itu melesat menuju cafetaria.

"Ayo, Var." Nada menyemangati.

Krek

Terdengar suara sobekan. Spontan pelukan Nada mengendur, ia mundur beberapa langkah dan terkejut melihat rok Zivara yang koyak di area bokong. Beruntung gadis mungil itu menggunakan celana selutut. Dan yang terlihat bukanlah kulit melainkan celana bergambar beruang.

"Kenapa, Nad?" Telisik Zivara, mulai merasakan kejanggalan di roknya.

"I-itu ro- roknya..." Nada terbata.

Zivara yang dalam keadaan berdiri mengerutkan alis tak paham. Ia bahkan tak melihat bangkunya sama sekali. Dirinya hanya fokus pada Nada yang melongo.

"Eh, rok Zivara sobek tuh." Salah seorang siswa berujar, menyedot perhatian di sekitarnya. Dalam waktu cepat pintu kelas di serbu.

Zivara yang tadinya menyamping, langsung menghadap pintu, ikut penasaran karena tak mendengar jelas teriakan siswa tadi. "Itu di luar kenapa ribut-ribut?"

Nada tak menggubris, ia dengan segera berdiri bagai benteng di depan Zivara. Guna menghalau mata-mata penasaran yang berasal dari segerombol orang di depan kelas.

Berdesak-desakan menjadi pemicu para pelajar itu sulit memasuki kelas. Semua sama egoisnya, berlomba-lomba masuk hendak melihat hal memalukan yang terjadi pada Zivara, seolah tak habis untuk terus mengucilkan gadis berpita merah itu.

Dibalik punggung Nada, Zivara berjinjit bahkan melompat agar bisa melihat penyebab kegaduhan di depan sana.

"Zivara diam, jangan gerak." Nada menoleh sekilas ke samping, melirik Zivara melalui ekor mata. Tanggannya semakin ia bentang lebar.

Nada akhirnya menghela napas lega ketika menemukan Gaksa beserta rekannya diantara keramaian itu.

Saking kalutnya, Gaksa lupa membubarkan  kerumunan itu. Hingga Ogi lah yang turun tangan. Dodo bertugas menutup pintu dan menyisahkan lima orang di dalam kelas.

"Ini ada-" kalimat Gaksa menggantung, ia tak kalah kagetnya mendapati potongan rok Zivara yang tertempel di kursi.

Ia meraba benda itu dengan raut meneliti dan berusaha menarik bagian yang tidak melekat. Hasilnya, bangku Zivara ikut terangkat.

WINSOME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang