Mobil Fortuner yang Gaksa kendarai terlihat memasuki pekarangan rumah mewah dengan keasrian yang tersedia dari berbagai macam jenis tanaman. Mulai dari bunga-bungaan, tanaman merambat, bonsai yang mengisi pot, dan beberapa pepohonan kecil. Terdapat pula kolam berukuran sedang yang dihuni ikan koi. Juga tersedia meja bundar yang dikitari empat bangku dan berada tepat di bawah pohon rindang.
Sembari menunggu, Gaksa memilih duduk di bangku teras. Pandangannya beredar, memperhatikan sekitar.
"Kak Gaksa." Zivara muncul di balik pintu dengan setelan santainya. Kaus putih berlapis baju kodok coklat pastel, rambut yang tetap di kuncir dua, tas selempang bermotif beruang, serta sneaker putih polos. Cantik dan tetap menampilkan sisi imutnya.
"Ayo," ajak Gaksa seraya bangkit dari kursinya.
Seniornya ini tak kalah keren dengan poni yang disisir rapi ke samping kiri. Belum lagi kaos hitam polos yang dibalut jaket kulit, ripped jeans dan sneaker putih dengan garis vertikal di sisi luarnya.
"Ayo!" Seru Zivara.
Keduanya melangkahkan kaki bersama menuju mobil.
Sabuk pengaman telah Zivara kenakan. Kini saatnya Gaksa menjalankan kendaraannya. Mobil yang mereka tumpangi melaju, membelah keramaian kota. Berjalan di bawah teriknya mentari dan hiruk-pikuk kendaraan lainnya.
"Kak Gaksa," panggil Zivara hati-hati.
"Ya?" Respon Gaksa tanpa menoleh.
"Kak Gaksa kok mau jadi babunya Zivara?" Tanya Zivara, menolehkan kepala menunggu jawaban Gaksa.
Gaksa terhenyak. Seketika gugup menyerangnya. Detik berikutnya ia menggerakan tubuh, mencari posisi nyaman. Ia berdeham, berusaha tampil tenang dan terlihat santai.
"Kenapa emangnya? Lo nggak mau gue jadi babu lo? Atau lo nggak percaya sama gue?" Alibi Gaksa.
"Eh, enggak bukan gitu," bantah Zivara ketar-ketir.
"Ya terus?" Pancing Gaksa, setengah bergurau.
"Enggak ah, nggak jadi."
Setelah itu, tak ada percakapan diantara keduanya. Zivara yang menatap keluar jendela dan Gaksa yang fokus mengemudikan kendaraan.
*^*
Gaksa dan Zivara baru saja memasuki toko buku. Keduanya nampak serasi layaknya pasangan kekasih. Mereka berjalan beriringan tanpa bergandeng tangan. Zivara mengedarkan pandang mencari buku yang akan ia beli, sementara Gaksa hanya diam mengekori, menatap barisan buku tanpa minat. Membaca memanglah hobinya, tapi ia lebih menyukai bacaan non-fiksi daripada fiksi.
Zivara berusaha meraih buku yang sulit ia jangkau. Lompatan pun sudah ia lakukan demi mendapatkan buku tersebut, tapi hasilnya tetap sama. Hingga akhirnya sebuah tangan menggapai buku itu.
Zivara mendonggak, menatap si empu tangan yang ternyata adalah Gaksa.Pemuda itu membalas tatapan Zivara yang berada di bawah lengannya. "Setelah ini, lo harus minta bantuan gue kalau lo nggak bisa."
"Zivara nggak mau nyusahin kak Gaksa," lirih Zivara memandang lantai.
"Hey Zivara." Gaksa memegang pundak Zivara agar tatapan keduanya bertemu. "Lo berhak nyusahin gue karena itu tugas gue."
Zivara bergeming, ragu untuk mengangguk. Ia menatap Gaksa dengan lekat, mencari kebohongan di mata seniornya itu.
Tuk
KAMU SEDANG MEMBACA
WINSOME (END)
Romance{FOLLOW SEBELUM BACA} JUDUL SEBELUMNYA 'FLAWLESS' Dengan karakter yang berbeda dan sangat bertolak belakang mereka mampu melewati banyak rintangan. Menjadikan mereka sempurna dengan ciri khasnya tersendiri. Siapakah mereka? #8-romansasma (27/10/2020...