Bab. 16

5.5K 505 9
                                    

Assalamualaikum!

✭✭✭

JANGAN DIBACA SAAT JAM SHOLAT!!

Vote dan komentarnya jangan lupa supaya semangat update  ⌒ ‿ ⌒ 

# Bab. 16

Pagi ini di pinggir lapangan SMA Aksara Bangsa tampak 5 pria tengah berkumpul menunggu bel masuk. Mereka adalah Arka, Chiko, Angga, Ega, dan Rio, mereka semua adalah anggota komunitas Dhiaurrahman.

"Ar, gue boleh nyebut nama Reva waktu sholat tahajud?" tanya Chiko saat melihat Reva lewat di depannya bersama Ifa dan Yuna, sepertinya ketiga gadis itu menuju ke kelas.

Arka mengalihkan tatapannya dari ponsel ke Chiko. Belum sempat menjawab, dia sudah didahului Ega. "Gak boleh, entar Arka jadi duda usia muda," ujar Ega lalu terbahak-bahak bersama temannya yang lain kecuali Arka.

Arka hanya menatap datar ke-empat temannya kemudian melanjutkan bermain ponsel. Jika saja menghajar teman itu tidak berdosa, ingin sekali Arka melakukannya guna menutup mulut mereka semua.

"Kocak lo, Ar. Imajinasi lo luas juga ternyata," komentar Angga setelah meredakan tawa.

"Terserah! Entar lo juga ngrasain kalau lo mau nikah," ucap Arka. Dia mulai bangkit dan memasukkan ponsel ke dalam saku celana, ketika hendak melangkah, dia dikejutkan dengan batu yang lewat tepat di depannya. Untung belum terkena wajahnya.

"Astaghfirullah." Arka mengusap dadanya karena terkejut. Dia lantas menatap ke gerbang sekolah yang menjadi arah datangnya batu.

"Sekolah kita diserang woy!" seru beberapa murid berlari ke gerbang.

"Siapa yang berani nyerang sekolah kita?" Rio bersuara sambil membenarkan letak kacamatanya.

Lima pria yang tadi mengobrol santai menjadi berlari ke gerbang mengecek siapa yang sudah membuat kegaduhan. Setelah sampai di gerbang, mereka melihat segerombol pria seumuran anak SMA sedang berusaha membuka gerbang yang digembok. Ada pula Zedi dan temannya yang berusaha mengusir mereka. 

"Itu tu Arka!" Salah satu pria yang ada di luar area sekolah menunjuk Arka dengan kayu yang ia bawa.

Arka mengernyitkan keningnya bingung. Dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku celana, dia mendekati pria yang menunjuknya. "Ada apa cari gue?"

Gembok berhasil dibuka oleh pria yang memakai gelang rantai. Dia menantang Arka menatapnya tajam. "Akhirnya gue bisa ketemu sama lo! Gimana kabar lo setelah ambil anggota gue?"

"Lo ngapain ke sini?" tanya Rio maju menghadap Luthfi, mantan ketuanya.

"Gimana kabarnya, Bro? Seneng gabung sama dia?" Luthfi menunjuk Arka yang diam memperhatikan.

"Seneng atau enggaknya gue bukan urusan lo! Jadi mending pergi!" usir Rio.

Luthfi terkekeh. "Emang bukan urusan gue, gue ke sini cuma mau memperingatkan dia untuk gak usah sok suci!"

Kini Arka yang terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Yang bilang gue suci siapa? Gue cuma mau menyampaikan kebaikan, terus lo dendam sama gue?"

"Halah! Emang lo yakin bakalan masuk surga? Enggak kan?!" gertak Luthfi.

"Gak ada gunanya lo dakwah di jaman sekarang, paling cuma capek ngomong doang," sambung anak lainnya disusul tawa mereka.

Arka masih terlihat tenang. "Gue emang gak dijamin masuk surga, tapi gak salah juga gue berbuat kebaikan. Karena siapa tahu dengan kebaikan itu gue bisa selamat dari api neraka," tutur Arka.

REVARKA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang