Bab. 53

3.5K 322 32
                                    

JANGAN DIBACA SAAT JAM SHOLAT!



Happy Reading  ⌒ ‿ ⌒ 

#Bab. 53

Rasa geli di wajahnya membuat tidur Reva terusik. Kedua matanya lalu terbuka dan tepat di depan wajahnya tampak wajah Arka dengan senyuman lebar menyambut pagi harinya. Reva mengerutkan kening karena merasa tidak nyaman dengan posisi Arka yang berada di atas badannya.

"Sobahul Khair, Sayang," sapa Arka menyunggingkan senyumnya. Tangannya terulur menghidupkan lampu yang ada di atas nakas, lalu Arka kembali mencium hidung Reva.

"Apa artinya?" tanya Reva menaikkan alis bingung.

"Selamat pagi, Sayang," jawab Arka.

"Pagi juga," timpal Reva tersenyum tipis.

"Pagi juga apa?"

"Ha?"

Arka berdecak kesal. "Masa gak ada lanjutannya?"

Setelah terdiam, akhirnya Reva paham dengan maksud Arka. "Oh. Pagi juga, Suamiku," lontar Reva menambah kecupan di pipi sang suami.

Arka tak bisa menahan bibirnya yang ingin tersenyum senang. Dia menaruh wajahnya di ceruk leher Reva. "Pagi ini gak usah sekolah ya," celetuk Arka.

"Heh! Gak boleh! Udah minggir dulu, kita siap-siap tahajud," titah Reva usai mencubit gemas hidung Arka.

Arka melipat bibir menatap istrinya kesal. "Tapi aku mau sama kamu," ucap Arka menggunakan nada manjanya. Dia sedikit bergerak ke atas agar wajahnya sejajar dengan wajah sang istri.

"Ah! Arka!" rintih Reva memukul pundak Arka.

"Eh! Kenapa?" tanya Arka khawatir, dia bangkit duduk di samping istrinya.

"Sakit tahu gak! Jempol kakiku ditindih sama kaki kamu!" balas Reva mengubah posisinya menjadi duduk di atas kasur.

Arka beralih menatap ibu jari Reva, lantas dia mengusap jari istrinya dengan lembut. "Maaf," ujar Arka.

Kedua mata Reva melebar kaget, kemudian dia menarik kakinya menjauh dari Arka. "Udah! Udah gak papa kok! Yuk, sholat!" ajak Reva seraya turun dari ranjang.

Selesai dengan aktivitas ibadah mereka di pagi hari, kemudian Reva menyiapkan sarapan sambil menunggu Arka mandi. Reva bergegas memasak sarapannya. Beberapa menit kemudian, Arka keluar dari kamar mandi bertepatan dengan Reva selesai memasak.

"Ar, kita sarapan pakai telur mata sapi ya? Soalnya gak keburu," ujar Reva menatap tak enak suaminya.

Arka menaruh handuk yang ia pakai untuk mengeringkan rambut di kursi meja makan. "Gak masalah, tapi gak lupa sama satu bumbu, 'kan?"

Reva melipat keningnya. "Apa? Garam? Udah kok."

Arka merangkul pinggang sang istri lalu mengecup pipi Reva. "Bumbu cinta."

Reva menekan bibir menahan senyumannya. "Yaudah, cepet makan! Aku mau mandi dulu," perintah Reva segera berlari ke kamar mengambil pakaian ganti.

~~~

Tatapan heran dilayangkan Reva ketika Arka tidak menurunkannya di tempat biasa dan justru melanjutkan mengendarai mobil sampai di parkiran sekolah. "Arka, kok gak berhenti di warung?" tanya Reva.

"Setelah dipikir-pikir, jalan dari warung itu sampai sekolah ternyata jauh. Aku gak mungkin biarin kamu capek, lagi pula anak-anak tahunya kita pacaran kan? Jadi manfaatin aja rumornya," jawab Arka setelah itu melepas sabuk pengamannya.

REVARKA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang