JANGAN DIBACA SAAT JAM SHOLAT!
◌
◌
◌Happy Reading ⌒ ‿ ⌒
#Bab. 55
"Assalamualaikum! Selamat siang, semuanya."
"Wa'alaikumussalam. Siang, Pak!"
"Alhamdulillah kita semua sudah sampai di tempat perkemahan dengan selamat. Untuk mendirikan tenda, bapak yakin kalau kalian sudah bisa. Dan setiap tenda bisa diisi maksimal 4 orang, kalau dengan siapa kalian tidur, itu kalian boleh atur sendiri. Aturan dari saya, jangan jadi satu antara pria dan wanita, paham?" jelas guru yang menjadi tanggung jawab di acara tersebut.
Semua murid mengangguk. "Paham, Pak!"
"Bagus! Sekarang kalian boleh mendirikan tenda, dan jangan melewati batas. Bendera-bendera yang ada di setiap sudut itu adalah batas yang sudah ditentukan. Setelah nanti kalian mendirikan tenda dan bersih-bersih, kalian berkumpul di sini lagi dan bersiap untuk api unggun nanti malam. Oiya, kita akan berada di sini selama dua hari satu malam, jadi pergunakan waktu kalian untuk bersenang-senang. Silahkan bubar!"
Menuruti perintah guru, semua peserta yang semuanya adalah kelas 12 tersebut lantas membubarkan diri mereka. Bubar dari barisan, Reva bergegas mencari kedua sahabatnya.
"Reva, di sini!" panggil seseorang melambaikan tangannya. Reva menoleh, dia tersenyum melihat Laura dan Yuna tengah berdiri di bawah pohon yang berukuran tidak terlalu besar. Dengan berjalan perlahan, Reva menghampiri mereka.
"Kita di sini?" tanya Reva menatap sekelilingnya. Semua barang keperluan kemah sudah ditaruh di tempat tersebut, termasuk tas ransel Yuna dan Laura.
Laura mengangguk cepat. "Iya! Di sini kan posisinya gak terlalu deket sama hutan, terus kalau mau ke toilet umum juga gak jauh. Setuju gak?"
"Oke! Gue setuju! Yuk, kita bangun tendanya!" seru Reva dengan semangat, dia hendak mengambil tas tenda yang berada tak jauh dari tubuhnya, tetapi Laura bersuara kembali.
"Oiya, Rev, nanti kita masak sendiri kan? Bisa minta tolong ambilin air gak?" pinta Laura.
Reva diam berpikir, dia menjelajahi tempat kemah tersebut dengan pandangannya lalu melihat tempat pengambilan air tengah ramai. "Itu masih rame, entar kalau udah sepi, gue ambil air. Sekarang kita bangun tenda dulu aja."
"Eh, jangan! Kayaknya lebih baik ambil air sekarang, oiya di dalam hutan ada sungai kok dan airnya bersih. Ambil di sana lebih cepet kan? Ini tendanya biar aku aja, kamu sama Yuna ambil air," balas Laura segera.
Yuna mengangguk setuju setelah diam memikirkan maksud dari perkataan Laura. "Iya, aku juga setuju, kita bagi tugas. Tapi kamu emang bisa bangun tenda sendiri?" tanya Yuna heran.
Laura menaikkan kedua alisnya, dia menggaruk leher belakang. "Ha? Em, aku bisa kok. Nanti minta tolong sama temen juga," jawab Laura.
Reva mengambil ember yang tersedia. "Oke! Gue sama Yuna ambil air ya," ujar Reva menarik tangan Yuna yang juga langsung mengambil ember lain.
"Iya! Hati-hati ya!"
"Siap!"
Laura tersenyum miring, dia mengetikkan sesuatu di ponselnya. Kemudian Laura pergi meninggalkan tempatnya untuk mencari seseorang. Kala netranya menangkap empat pria yang sedang sibuk membangun tenda, bibir Laura tersenyum manis. Dia bergegas menghampiri ke-empat pria itu.
"Em, permisi," sapa Laura menunduk sambil membenarkan letak kacamatanya.
Kehadiran Laura membuat ketiga pria menghentikan kegiatan mereka. Berbeda dengan tiga sahabatnya, Arka tetap melanjutkan memukul pasak sebagai penguat tenda.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVARKA [Revisi]
SpiritualTema: Nikah Muda SUDAH REVISI CERITA INI HANYA FIKSI! ~~~~~ Blurb: Sungguh beruntung nasib Reva. Awal berhijrah dan setelah memutuskan hubungannya dengan pacar, dia langsung mendapat lamaran dari seorang pria, teman sekelasnya. Sungguh sangat tidak...