Bab. 40

4.4K 414 15
                                    

JANGAN DIBACA SAAT JAM SHOLAT!



Makasih yang udah mau baca, vote, dan komentar.

Happy Reading (╹◡╹)♡

# Bab. 40

Seorang pria mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi di jalanan yang masih ramai kendaraan berlalu lalang. Pandangan pria itu memang lurus ke depan, tetapi pikirannya kembali ke kejadian beberapa jam yang lalu. Hatinya terasa sesak saat tahu jika dia tidak bisa memiliki Reva selamanya. Padahal saat putus dia yakin bisa menjalin hubungan lagi dengan gadis itu. Namun, kini semuanya dihancurkan dengan kenyataan yang sudah terungkap.

"Argh!" teriak Zedi semakin menambah kecepatan motornya. Saat hendak membelokkan motornya ke arah jalan yang lebih sepi, Zedi dikejutkan dengan motor yang mengarah ke dirinya. Zedi langsung mengerem untuk menghentikan motornya agar tidak terjadi kecelakaan.

"Heh! Lo bisa naik motor gak sih?! Untung nggak kenapa-napa!" maki pengendara tersebut yang memakai jaket jeansnya sambil menatap tajam Zedi.

Zedi melepaskan helmnya dan membalas tatapan pria di depannya. "Sorry," ujar Zedi malas.

Pengendara motor sport tersebut terkejut saat tahu siapa yang dia maki. "Lah, Zed? Lo ngapain ngebut-ngebut kayak tadi? Eh, tadi Arka cariin lo," tutur Angga.

Mata Zedi berotasi malas. Tanpa mengucap apapun, Zedi hendak mengenakan helmnya lagi, tetapi sudah didahului ucapan Angga. "Lo lagi ada masalah, Zed?"

"Gak."

"Ck, lo tahu gak? Gue itu ahli dalam membaca! Baca Al-Qur'an, baca novel, baca huruf kuno, baca buku apapun itu gue bisa! Termasuk baca muka lo yang lagi ada beban hidup," oceh Angga.

"Tolong! Tolong!"
Suara teriakan seseorang membuat Angga terdiam dan menajamkan pendengaran.

"Tolong!"

"Lo denger suara minta tolong gak?" tanya Angga menatap Zedi.

Zedi juga menajamkan pendengaran kala indra pendengarnya juga menangkap sebuah suara.

Angga turun dari motor dan menatap sekitar jalanan yang lumayan sepi. Mata pria itu menyipit saat melihat keributan di trotoar yang tidak tersorot lampu. "Heh! Itu ngapain?" ucap Angga heran. Untuk mengobati rasa penasarannya, Angga berlari mendekat ke tempat kejadian. Zedi pun turut berlari karena rasa penasarannya.

Ketika hampir sampai di trotoar, netra Angga membola setelah tahu jika ada seorang wanita yang ia kenal berusaha menghindari tiga pria tak dikenal. "HEH!" teriak Angga mengalihkan perhatian ketiga pria dan seorang wanita itu.

"Nak Angga," gumam wanita berjilbab itu sembari bernapas lega.

"Lo bertiga ngapain?!" bentak Angga mendekati ketiga pria tersebut.

"Emang lo siapanya dia?" balas salah satu dari mereka yang memakai kalung berbandul tengkorak, dia menunjuk wanita tersebut

"Yang sopan kalau ngomong! Jangan ganggu nyokap gue!" tekan Angga menatap tajam pria tersebut.

Pria lain yang memiliki tato di pergelangan tangan, dia maju mendekat ke Angga. "Oh, jadi lo yang namanya Arka? Dapet pesen dari Luthfi, ancaman dia gak main-main! Berhenti pengaruhi anggota dia buat masuk ke komunitas lo atau nyokap dan pacar lo celaka," bisik pria bertato tersebut lalu menepuk pundak Angga dan pergi bersama teman lainnya.

Angga mengedipkan matanya berkali-kali dan ternganga. "Perasaan gue gak seganteng Arka, kenapa gue bisa dikira Arka?" gumam Angga kemudian tersenyum senang.

REVARKA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang