Bab. 35

4.3K 417 21
                                    

JANGAN DIBACA SAAT JAM SHOLAT!



Jangan lupa vote dan komentar di setiap paragrafnya ... minta koreksinya juga kalau ada kesalahan!

HAPPY READING (╹◡╹)♡


# Bab. 35

Bisnis yang Arka bangun saat masih remaja bersama kakek dan ayahnya sudah hangus dimakan jago merah. Memang, hanya satu cabang yang terbakar, tetapi itu cukup mengejutkan Arka. Reva yang melihat toserbanya sudah hangus pun hanya bisa menggenggam erat tangan suaminya.

Arka menoleh menatap Reva yang berdiri di sampingnya. "Sayang, muka kamu pucet, kamu sakit?!" tanya Arka khawatir melihat wajah Reva yang tampak muram.

"Enggak kok."

"Bibir kamu pucet gini lho. Atau kamu kedinginan?" Arka memegang wajah Reva menatap cemas istrinya.

Reva menggeleng tidak tahu. Dia juga bingung karena kepalanya kembali sakit seperti tadi pagi, padahal saat di rumah tadi pusingnya hilang.

Arka melepaskan jaket jeans yang ia pakai lalu memakaikannya ke Reva. "Nih, dipakai ya. Atau mau ke rumah sakit aja?"

"Eh gak usah! Aku gak papa kok," tolak Reva cepat. Bisa bertemu dengan suntik lagi kalau Reva ke rumah sakit dan dia tidak mau.

"Permisi, Ar."
Seorang pegawai datang membawa sebuah dokumen. Arka menoleh ke belakang menatap seseorang yang memanggilnya.

"Gimana, Gus?" tanya Arka pada salah satu karyawan, dia bekerja di toserba yang terbakar bernama Agus.

"Alhamdulillah gak ada korban, Ar, tapi kerugian kita sampe tiga puluh juta karena semuanya nyaris kebakar."

Arka mengangguk. "Gak papa, yang penting semua karyawan aman, 'kan?"

"Iya, aman."

"Cctv yang ada di halaman berfungsi, 'kan?"

Agus mengangguk. "Berfungsi, Vito lagi ngurus cctv itu buat dikasih ke polisi untuk diselidiki."

"Oke."

"Sorry banget ya, Ar, kalau aja tadi gue coba ngecek kondisi toko sebelum pulang, pasti gak akan kejadian," ucap Agus menyesal. Kebakaran ini terjadi di atas jam sembilan, di saat semua karyawan sudah pulang dan tinggal Agus yang meninggalkan toko terakhir kalinya. Hal itu sangat membuat Agus merasa bersalah karena kecerobohan dia.

Arka menepuk pundak Agus. "Lo jangan bilang gitu. Semua udah takdir dan ini emang kehendak Allah, gak ada yang bisa mencegah," ujar Arka tersenyum tipis. Dia belum menyadari kalau sang istri sudah tidak ada di sampingnya lagi.

"Oiya, lo sama karyawan yang lain juga masih bisa kerja kok di toserba gue. Kebetulan pusat toserba lagi kekurangan orang," lanjut Arka.

"Serius, Ar? Lo-lo gak mau mecat gue?"

Arka terkekeh. "Kenapa gue mecat lo? Kan lo gak korupsi. Udah deh, lo berhenti nyalahin diri sendiri, gak baik," tutur Arka.

Agus mengangguk. "Iya, Ar."

"Minta tolong urus masalah ini dulu ya? Gue harus pulang soalnya is―"
Dan betapa terkejutnya Arka saat dia menoleh ke samping, dia tidak mendapati istrinya.

"Loh? Reva di mana?" Arka mengedarkan pandangannya mencari Reva.

"Reva istri lo, Ar?" tanya Agus dengan wajah bingung.

"Iya, istri gue tadi ada di sini. Lo gak liat?"

Agus menggeleng. "Enggak, gue kan tadi ngobrol sama lo."

REVARKA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang