Bab. 19

4.9K 479 19
                                    

JANGAN DIBACA SAAT JAM SHOLAT!


Vote dan komentarnya ya...

Maafkan jika ada kesalahan

# Bab. 19

Sore harinya setelah pegawai Arka pulang dari rumah mereka, Reva berada di dapur untuk menyiapkan makan malam nanti. Tangan Reva bergerak memotong sayuran yang ia olah, tetapi pandangan dan pikirannya tidak berfokus pada objek.

"Masak apa, Rev?"
Arka datang setelah membersihkan ruang tengah yang tadi dipakai untuk berkumpul. Arka menghadapkan kursi ke arah Reva memasak lalu ia duduk di kursi itu.

Tidak ada jawaban.

Arka menaikkan alis heran melihat istrinya bergeming. "Rev?"

Karena masih tak mendapat jawaban, Arka menepuk pundak istrinya. "Rev!"

"Akh! Aw!" pekik Reva mengalihkan pandangan dari jarinya yang tergores pisau.

"Astaghfirullah, maaf!"
Arka bergegas mengambil kotak obat di laci dapur. Setelah mendapatkan, Arka mengeluarkan alkohol dan obat merah.

"Sini!" perintah Arka menarik Reva untuk duduk di pangkuannya. Reva mengikuti tarikan Arka dengan mata terpejam dia tidak berani menatap cairan merah di lukanya.

Senyum tipis terukir di bibir Arka sambil menyuruh Reva untuk duduk di pangkuannya dalam posisi menyamping. Arka membawa wajah sang istri ke dada bidangnya agar tidak dapat melihat lukanya, ia lantas mengobati jari telunjuk Reva.

"Kamu lucu, Rev kalau takut darah. Terus kalau kamu luka kayak gini, yang ngobatin siapa, hm?"

Reva semakin menenggelamkan wajahnya di dada Arka. "Aku jarang luka kayak gini, sekalinya luka ya langsung aja dibersihin pake air," jawabnya dengan suara yang sedikit teredam.

"Dah," ujar Arka sambil menutup kotak obat. Dia memegang pipi Reva agar menatap dirinya.

"Kamu ngalamun, kok bisa kegores gitu?"

Reva mengeluarkan napas lelah, dia mengalihkan tatapannya ke jari yang sudah terbalut plester luka. Paham jika istrinya memiliki masalah, Arka mengusap kepala Reva.

"Kenapa, hm?"

Reva mendongak menatap mata Arka, dia masih dalam posisi yang sama. "Nanti aku mau ke rumah bunda boleh nggak?"

"Bunda? Bunda Sari?"
Reva mengangguk.

"Kamu kangen ya sama orang tua?"

"Iya."

"Ya boleh dong. Nanti aku anter," ucap Arka tersenyum manis.

"Makasih. Aku mau lanjut masak dulu ya?" Reva hendak bangkit dari posisinya, tetapi ditahan oleh Arka.

"Gak usah, nanti kita beli aja. Terus nanti malam kamu masak untuk sahur," kata Arka.

"Oke."

---

Sesuai ucapannya tadi, kini Arka sedang mengendarai mobilnya mengantar Reva ke rumah orang tua wanita itu. Selama perjalanan mereka, hanyalah hening yang terasa, tidak ada pembicaraan karena Reva hanya diam. Entah apa yang ada dalam pikiran istrinya, Arka hanya membiarkan saja. Mungkin nanti Reva akan bercerita sendiri.

"Udah sampai, Rev," ujar Arka memberitahu.

"Oh, oke."
Reva turun dari mobil diikuti Arka.

Reva mengetuk pintu di depannya seraya mengucap salam. "Assalamualaikum!"

REVARKA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang