Bab. 45

4K 342 12
                                    

JANGAN DIBACA SAAT JAM SHOLAT!



Happy Reading ....

#Bab. 45

Kedua remaja itu duduk berhadapan dengan meja sebagai batasnya. Keduanya diam sambil memutar otak memikirkan sesuatu. Salah satunya yang termasuk seorang gadis melepaskan kerudung hitamnya. Dia mengacak rambut sebahunya dengan kesal. "Akh! Gue harus gimana?"

"Ternyata hubungan mereka udah seserius itu?" tanya pria seraya memakai gelang rantai yang tadi sempat ia lepas.

"Oke kalau gitu, kita tinggal lanjutin rencana kedua kita. Lo tunggu aja kabar dari gue," lanjut pria itu lantas pergi dari kafe yang menjadi tempat bertemu mereka.

Gadis rambut sebahu itu menatap punggung sang pria yang sudah keluar dari kafe. Bibirnya melukiskan senyum licik membayangkan saat rencananya nanti akan berhasil.

~~~

Kelopak mata Reva terbuka sehingga dia dapat melihat langit-langit kamar walaupun tak terlalu jelas karena gelap. Reva meraih benda pipih yang tergeletak di nakas. Dia menatap layar kunci di ponselnya yang menunjukkan pukul sebelas malam. Perhatian Reva beralih ke sang suami yang masih tertidur pulas. Reva mengubah posisi menjadi menyamping menatap wajah Arka. "Arka?" panggil Reva memainkan hidung mancung suaminya yang tidur tanpa mengenakan baju.

"Hm," gumam Arka, tangannya semakin mengeratkan pelukannya pada Reva seakan istrinya adalah guling.

"Aku laper," adu Reva.

"Hm."
Jawaban Arka hanya gumaman saja dan matanya masih terpejam.

"Ish! Bangun ih!" rengek Reva menjepit hidung Arka membuat tidur pria itu terusik dan membuka matanya walaupun belum sempurna karena kantuk yang menyerang.

"Kenapa?" tanya Arka dengan suara seraknya.

"Laper," ulang Reva.

"Ya makan," jawab Arka membuat Reva melipat bibirnya.

"Ck, gak peka banget sih!" seru Reva tak direspon Arka, dia justru kembali tertidur pulas.

Reva terdiam sejenak memikirkan cara agar suaminya ingin bangun. "Bohong dikit gak papa kalik ya?" batin Reva tersenyum nakal, tangannya bersiap untuk mencengkeram lengan Arka.

"Sssh, Ar. Perutku sakit, Ar!" lontar Reva dengan suara keras dan berhasil mengejutkan suaminya.

Arka langsung terduduk dan menghidupkan lampu yang ada di nakas. "Ha?! Mana yang sakit?"

"Perutku."

"A-aku harus gimana?"

"Bagian mana yang sakit? Sini? Atau sini?" Tangan Arka bergerak mengusap perut sang istri sambil bertanya dengan khawatir.

"Yaudah, kita ke rumah sakit!" ajak Arka lalu turun dari kasur hendak menggendong Reva.

"Eh? Gak usah!" tolak Reva, kedua tangannya melingkar di pundak Arka saat dia sudah berada di gendongan pria itu.

Arka mengerutkan keningnya. "Kenapa gak usah?"

Reva memasang senyuman lebar. "Em, sebenernya aku gak papa. Cuma iseng aja, hehe."

Arka menghela napas lelah. "Sayang, jangan bikin aku panik," ujar Arka mendudukkan Reva di kasur kemudian dia ikut duduk di samping sang istri.

Reva menatap Arka dengan bibir mengerucut. "Kamu sih! Aku laper, kamu malah asyik tidur!"

REVARKA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang