Bab. 30

5K 416 19
                                    

JANGAN DIBACA SAAT JAM SHOLAT!



Jangan lupa vote dan komentarnya yaaa.
Sekalian tolong koreksinya kalau ada kesalahan!

# Bab. 30

Arka dan Reva sedang bersiap untuk menghadiri undangan Bu Rahma untuk makan malam bersama. Reva duduk di depan meja rias dan mulai menata rambutnya. Dia menguncir rambutnya jadi satu dan hendak menggelungnya di atas kepala, tetapi sebelum itu Arka sudah mencegahnya.

"Jangan dicepol!" larang Arka. Dia mengembalikan rambut Reva menjadi dikuncir ekor kuda tanpa digelung.

"Kok digituin lagi. Gerah, Ar."

"Kamu biasanya begini kan? Yaudah biarin gini aja," ucap Arka.

"Tapi kan rambutku tambah panjang, kalau gak digulung, nanti gerah apalagi pake hijab."

Arka berdiri di sebelah Reva yang menghadap meja rias. "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Ada dua golongan penghuni Neraka, yang belum pernah aku lihat, yaitu kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi. Mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, ia berjalan berlenggak-lenggok menggoyangkan (bahu dan punggungnya) dan rambutnya seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mencium aroma Surga, padahal sesungguhnya aroma Surga itu tercium sejauh perjalanan sekian dan sekian.' (Muslim : 2128)."

"Apa kamu lebih takut gerah?"
Reva menggeleng cepat, dia menguncir rambutnya seperti biasa lagi setelah mendengar Arka membacakan sebuah hadis.

"Gini gak papa, kan?" Reva menguncir rambutnya menjadi satu ke belakang tanpa digulung, dan diangguki Arka.

Reva melanjutkan lagi aktivitasnya. Dia memakai bedak bayi dengan tipis kemudian mengoleskan lip tint di bibirnya. Selesai merias wajah dengan make up natural, Reva memakai khimarnya.

"Yuk!" ajak Reva bangkit dari duduknya, dia menghadap ke Arka yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kenapa? Ada yang salah?"

Arka memegang kedua pipi Reva dengan gemas. "Jangan cantik-cantik, Rev, nanti di sana ada sepupu aku. Apalagi si Eza, dia genit orangnya," lontar Arka.

Reva menoleh ke cermin, memperhatikan penampilannya. "Ini udah biasa aja, Ar, gak berlebihan kok," sahut Reva.

"Tapi bagiku, cantiknya kamu itu overdosis," ungkap Arka.

Sambil memutar bola matanya Reva menjawab, "Kamu yang berlebihan, Ar. Udah ayo! Bunda kamu nungguin loh."

"Yuk!"

---

Setibanya di restoran yang diberitahukan bu Rahma, Arka dan Reva berjalan ke meja pelayanan. Menanyakan tempat yang sudah dipesan bu Rahma khusus keluarga mereka. Setelah tahu di mana letaknya, pasutri tersebut segera menuju ke tempatnya.

"Assalamualaikum," salam Arka dan Reva bersamaan.

"Wa'alaikumussalam."
Ternyata sudah banyak yang berkumpul, kedua sepupu Arka, yaitu Eza dan Ega beserta orang tua mereka. Dan tentunya kedua orang tua Arka.

"Ayo sini duduk. Haduh, pasutri muda makin lengket aja," goda ibu Eza dan Ega. Dia bernama bu Firda.

Yang digoda hanya menanggapi dengan senyuman.

"Harus dong, Ma, kan masih anget-angetnya," sambung suami bu Firda, pak Bayu. Pak Bayu juga kakak dari pak Bram.

"Kayak susu Eza nih anget," lontar Eza mengangkat gelas berisi susu yang tadi ia pesan.

REVARKA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang