25. Adjacent

1.5K 170 134
                                    

> cw // kissing
َ
َ
َ
> playlist: / adjacent / - gamaliél
َ
َ
َ
(a/n) tolong dibaca dengan bijak yaa<3

“LO UDAH JADIAN SAMA BINMMFFF-”

Hanan sekuat tenaga berusaha menyingkirkan telapak tangan Biru yang membungkam mulutnya sehabis suaranya yang lantang mengisi ruang sekretariat yang kecil itu. Memastikan yang lain tidak memfokuskan perhatian mereka pada Hanan dan Biru lagi, barulah Biru menarik kembali tangannya. Kemudian Hanan langsung mengusap-usap mulutnya dengan dramatis seakan-akan tangan Biru adalah benda kotor yang sudah menodai mulutnya yang berharga.

Arka berjalan melewati punggung Hanan untuk duduk di sebelahnya ketika Hanan tiba-tiba menarik pergelangan tangannya heboh, memaksa Arka untuk segera duduk.

“Ka, Ka! Biru udah jadian sama Bintang kejora!” ujarnya dengan nada yang menggebu-gebu.

Arka hanya menatap Hanan dan Biru bergantian dengan kening berkerut. Ia mengirim tanya pada Biru yang pura-pura tak melihatnya. “Iya, gue udah dikasih tau Biru kemarin. Lo baru tau?”

Hanan memutar kepalanya pelan ke arah Biru dengan wajah yang terlihat kesal. Hampir saja ia melontarkan umpatan pada temannya namun rapat sudah akan dimulai. Jadi Hanan hanya bisa menggerakkan mulutnya tanpa suara untuk menyumpahi Biru.

“Anjing, lo. Anjinggg!”

Biru menggembungkan pipinya menahan semburan tawa yang nyaris keluar dari mulutnya melihat Hanan yang sewot. Padahal kemarin memang ia tidak berniat untuk memberitahu siapa-siapa. Namun tiba-tiba Arka menghubunginya masalah tugas dan Biru jadi kelepasan untuk cerita. Biru salah mengira Arka akan menceritakannya langsung pada Hanan setelahnya. Tapi ternyata Hanan malah mendengar informasi itu barusan dari mulut Biru sendiri.

“Ka, kita gimana, Ka? Biru udah ninggalin kita.” Hanan bergelayut di lengan Arka sembari merengek sedih. Biru langsung memberinya ekspresi jijik yang begitu nyata dari lubuk hatinya.

“Kita? Lo aja kali,” sindir Arka tajam.

“Loh, Ka. Gue sama lo udah jadi satu paket, tau.”

Arka menoyor kepala Hanan yang masih berusaha menggelendot di lengan Arka. Cowok ini memang tidak pernah peduli sikon tiap kali ia ingin bermanja pada Arka, membuat Arka harus benar-benar memiliki kesabaran dan ketebalan muka yang ekstra. Tapi untungnya anak-anak jurusan sudah maklum dengan tingkah Hanan.

“Biru, ada yang nyariin lo, tuh! Di luar.” Salah satu teman Biru muncul di ambang pintu sekretariat dengan satu map dalam dekapannya, bahan untuk rapat siang ini.

Biru mengangkat alisnya penasaran. “Siapa?”

“Nggak tahu. Dari muka-mukanya sih, kayaknya bukan anak fakultas kita.” Teman Biru mengangkat bahunya sebelum membiarkan dirinya duduk di antara anak-anak yang lain dan mempersiapkan bahan rapat.

Biru beranjak berdiri lalu meminta izin untuk keluar sebentar menemui siapa yang mencarinya. Bibirnya seketika mengulas senyum setelah ia keluar ruangan dan mengenali seseorang yang duduk pada bangku panjang di luar ruang sekretariat. Ia mengendap-endap mendekati orang itu kemudian mengetuk cepat puncak kepalanya dengan telunjuk.

“Biru!” protes Bintang yang terkejut ketika Biru ternyata sudah berada di dekatnya.

Biru terkekeh pelan, mengacak rambut Bintang dengan sayang. “Kamu ngapain ke sini?”

“Eh, maaf. Kamu lagi rapat, ya? Aku chat kamu tapi kayaknya belum kamu baca.”

“Hapenya aku tinggal di dalem tas. Baru mau mulai rapat, sih. Kenapa emangnya?”

Jejak di Antara SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang