Shindong membawa keluarga kecilnya masuk ke dalam rumah setelah perpisahan yang sedikit dramatis itu. Can masih tercekat dengan isakannya sesekali meski sudah tak menangis. Siwon tak pulang ke rumah semalam sampai pagi entah kemana.
"Aku bantu can"ucap Ian
Can menggeleng. "Udah teteh duduk aja. Can udah ngga papa.. " ucap Can
Shindong ikut menghampiri, Ia membantu mengambil jus di dalam kulkas dan membawa makanan yang bisa di bawa ke meja makan.
"Kamu duduk aja Ian.." ucap Shindong
Ian menghela napasnya. Ia sudah sangat amat jenuh dengan perlakuan orang-orang di rumah itu yang tak mengizinkannya melakukan apapun. Ian tau itu demi kebaikannya. Tetap saja Ia tak bisa bohong bahwa Ia merasa begitu bosan. Merasa tak berguna dan hanya menyusahkan saja.
"Sampai kapan sih aku tidak boleh melakukan apapun?" Tanya Ian yang mengikuti langkah Shindong.
"Sampai kamu pulih"
"Aku sudah baik-baik saja. Lagi pula tangan ku ada dua." Ucap Ian.
Shindong menghentikan langkahnya. Ia memberikan satu piring yang berisi nugget berbentuk dinosaurus pada Ian. Senyum Ian mengembang begitu saja.
"Terimakasih oppa" ucap Ian riang lalu berjalan lebih dulu meninggalkan shindong.
Shindong ikut tersenyum tipis, melihat Ian yang nampak bahagia hanya karna mendapatkan pekerja riang. Ya, bisa Shindong bayangkan bagaimana wanita itu merasa frustasi. Mengingat Ian adalah wanita yang tak bisa diam. Ada saja yang Ia kerjakan. Meski kehilangan ingatannya, tubuhnya tetap saja tak terbiasa dengan itu.
Shindong,Ian,Can dan Sena pun sarapan bersama. Mereka sudah nampak layaknya keluarga kecil super bahagia.
"Kemampuan memasak mu meningkat Can" puji Shindong
"Ini serius ngga?" Tanya Can
Shindong mengabggukan kepalanya.
"Emang iya teh?" Tanya Can lagi kali ini kepada Ian. Ian mengangguk setuju.
"Iya.. nanti ajari aku ya"
Can menghela napasnya. "Hah... Rasanya seperti tidak pantas mengajari seorang teh Ian memasak"
Shindong mengangguk setuju. "Kenapa kau harus kehilangan kemampuan memasak mu juga..sayang sekali"
"Apa aku benar-benar sebaik itu saat memasak?"
"Terbaik!" Ucap Can dan Shindong bersamaan.
"Iya neng juga suka masakan mama. Masakan mama Ian paling enak. Euhm tapi neng juga suka bubur buatanya aunty chloe, sama pudingnya Bunda Tia" jawab Sena seraya memakan nuggetnya tanpa nasi. Hanya nugget dan cream soup instan saja.
Ian mengusap kepala Sena dengan lembut. Lalu membubuhkan kecupan singkat di sana.
"Terimakasih sayang" ucap Ian.
Ponsel can berdering. Ia menghela napas kesal melihat siapa yang telfon.
"Bos mu?" Tanya Shindong
Can mengangguk. "Dasar orang gila.. ini masih jam 7 pagi.. "
"Habiskan dulu sarapan mu"
Can menggeleng, "sudah di luar dia. Oppa can tidak bisa membereskan ini tidak apa ya?"
Shindong menganggukan kepalanya. "Sudah sana berangkat"
Can bsrdiri dari tempat, Ia memakai jaket lebih dulu. Lalu meletakan tali tasnya di pundak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken Vow
FanfictionKarna pada akhirnya orang yang lebih banyak mencintai akan menjadi yang paling tersakiti...