Hari ini rumah Siwon yang biasanya ramai mendadak menjadi sangat sepi. Di rumah itu sekarang hanya ada dua satpam yang berjaga, Ian dan juga Sena.
Shindong pergi sejak sore tadi dan sepertinya akan pulang malam karna ada sebuah perayaan di SM.
Ara baru saja di bawa pulang Kyuhyun kemarin. Membuat Ian tak mau keluar kamar dan hanya menangis di kamarnya.
Candra, sudah pulang tadi sore. Tapi ia pergi lagi untuk membuat birthday party Siwon. Paling tidak Ian senang karna artinya mereka akan baikan. Meski ia tak ingat tentang adik-adiknya itu. Tapi Ian tetap sangat menyayangi mereka.
Saat ini Ian sedang menemani Sena yang sibuk membaca play book NCT yang baru Sena dapatkan dari chloe. Play book ini memang di kususkan untuk anak-anak. Nct dream bekerja sama dengan pinkfong.
"Itu apa sih kak Serius banget?" Tanya Ian
"Ini harus di warnain sesuai angkanya momsky.."
Ian akan menyaut lagi, namun tak jadi karna tiba-tiba saja ia mendengar suara ribut-ribut. Sena juga mendengarnya.
"Itu uncle siwon ya mah?" Tanya Sena
Ian mengangguk kepalanya perlahan.
"Sena sini sebentar ya..jangan keluar ya.."
Sena menganggukan kepalanya. Ian pun beringsut dari kasurnya. Lalu berjalan keluar kamar.
Benar saja itu adalah suara adu mulut antara Candra dan Siwon. Ian berjalan lebih dekat menuju kamar Candra. Semula ia akan melerai tapi kemudian memilih untuk mendengarkan mereka saja lebih dulu.
Pertengkaran itu semakin lama semakin terasa panas. Candra terdengar akan pergi dari rumah itu. Ian tak bisa menunggu lagi ia ingin masuk. Tapi sedetik kemudian ia mendengar sesuatu yang membuatnya mendadak menghentikan langkahnya.
"Jangan menjadikan kaka ku alasan untuk menutupi kelakuan mu. Jangan bersikap seolah kau peduli dengan teh Ian. Karna mau.. kau sama brengseknya dengan Ivan..."
Ivan?
Siapa Ivan?
Mengapa ia merasa familiar dengan nama itu...
Ian menggeser tubuhnya dan kembali bersembunyi di balik dinding.
Ivan?
Ivan? Apa hubungan pria bernama Ivan yang di sebut brengsek oleh Can dengannya?
Ian mencoba menyentuh kepalanya.
Siwon dan Can keluar dari kamar mereka. Tanpa melihat keberadaan Ian. Ian bergegas menjauh juga dari sana. Dengan tangan yang memegangi keningnya. Ia kembali masuk ke dalam kamar.
Matanya menatap sang putri yang berada di atas kasur. Masih dengan bermain dengan playbooknya.
Benar, Sena pernah menyebut Ivan. Bahkan saat itu itu menyebutnya sebagai .. papah ivan.
Ian mengepalkan tangannya, mencoba menguatkan dirinya yang sudah nampak gemetar. Matanya juga berkaca-kaca. Ia mencoba untuk mengingat lebih banyak. Mengingat lebih jauh.
Ivan.. siapa Ivan?!
Mungkinkah pria itu? Pria yang ada di dalam mimpinya?
Denga langkah yang sangat pelan, Ian mendekat pada Sena. Ia harus memastikan siapa Ivan.
"Sena..."
"Iya mah.."
"Mama boleh tanya?"
Sena menganggukan kepalanya. Ian berusaha mengendalikan dirinya. Berusaha mengatur suaranya sendiri. Ia tak ingin menangis dan terlihat kacau di depan Sena.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken Vow
FanfictionKarna pada akhirnya orang yang lebih banyak mencintai akan menjadi yang paling tersakiti...