Baik Baik

196 46 10
                                    

Ian meletakan secangkir kopi di atas meja ruang keluarga untuk Shindong yang baru saja kembali.

"Sena udah tidur?"

Ian mengangguk. "Sudah baru saja"

"Maaf ya aku tidak sempat jemput Sena. Tadi Siwon datang ke SM lalu Donghae memukul Siwon begitu saja. Candra ternyata melihat saat Siwon dengan Nadya di apartemen. Dan Siwon melakukan sesuatu yang seharusnya tidak ia lakukan dengan wanita lain saat dia memiliki kekasih. Tapi yah , bagaimana lagi. Dia choi Siwon. Sudah ku katakan pada Candra bahwa tidak mudah bertahan.  Tapi dia tetap memilih untuk itu. SM cukup ramai tadi. Leeteuk hyung bahkan langsung terbang dari Jogja ke Jakarta.  Hah... Kenapa dia harus membangun komitmen kalau masih ingin bebas."

"Perselingkuhan itu selalu menjijikan bukan?" Tanya Ian

Shindong tak langsung menjawab. Ia justru menatap Ian dengan saksama.

"Aku benci sekali dengan perselingkuhan. Terutama dengan pelakunya.." lanjut Ian

"Are you oke?"

Ian tersenyum dan mengangguk.

"Matamu terlihat bengkak. Kamu habis menangis?"

"Euhm.. aku menangis. Rumah ini kosong sekali tanpa Candra, Ara, Ka Tia. Aku merindukan mereka... "

Tangan Shindong menggapai kepala Ian lalu memberikan usapan di sana.

"Yang penting mereka baik-baik saja.."

"Candra tidak baik oppa dan mungkin Ka Tia juga..."

"Mereka akan baik-baik saja. Mereka akan kembali baik-baik saja. Ini sudah menjadi pilihan mereka. Mereka hanya sedang butuh waktu untuk bisa kembali baik-baik."

Ian menarik napasnya panjang lalu menghembuskannya.

"Jangan terlalu di pikirkan hmm.."

"Oppa.."

"Yes?"

"Ayo kita berlibur..." Ajak Ian.

"Berlibur? Kemana? Kapan?"

"Bandung yuk, besok.  villa yang kamu beli itu di bandungkan? Sena juga ingin naik kereta katanya"

Shindong mendadak gugup. Ia belum memerikas keadaan Villa itu. Ia takut ada sesuatu yang membuat Ian menjadi bingung.

"Villanya belum di rapikan"

Ian mengangguk "yaudah kalau gitu, di villa mana saja. Besok kan akhir pekan.. "

"..."

"Please.. aku merasa butuh refreshing" pinta Ian.

Shindong masih nampak berfikir. Ia sebenarnya ada urusan besok. Tapi tak tega juga melihat Ian yang memang nampak sedih.

"Euhm.. kalau memang tidak bisa...*

"Ayo.. ayo kita pergi. Aku mandi dulu ya. Baru abis itu aku bantu merapikan koper kita."

Ian mengangguk-angguk kemudian tersenyum dengan lembut.

"Terimakasih"

Shindong tak menjawab dengan ucapan. Ia hanya mengangguk lalu meminum kopi buatan Ian itu.

🧡🧡🧡🧡

Shindong keluar dari kamar mandi, saat Ian mendorong sebuah koper besar yang sudah terisi.

"Sudah selesai?" Tanya Shindong

Ian menganggukan kepalanya.

"Kamu mau berapa hari di bandung dengan koper sebesar itu"

The Broken VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang