Can,Sena dan tentu Ian mengantar shindong hingga pintu depan. Hari ini Shindong beralasan ada pekerjaan di luar kota. Sebenarnya Ia akan menemui Ivan di Bandung. Dia tidak sepenuhnya berbohong, itu juga pekerjaan bukan? Yang paling melegakan adalah untuk beberapa hari kedepan Ia tidak perlu mencari alasan untuk tak sekamar dengan Ian.
Shindong berjongkok di depan tuan putri kecilnya.
"Sena.. Appa pergi dulu ya.. Jangan nakal ya di rumah. Nurut sama mama dan aunty can" ucap Shindong
"Siap Appa... "
Shindong tersenyum dan mengusak kepala Sena.
"Appa pergi dulu ya.."
Sena mengangguk. Lalu memeluk leher appanya.
"Hati-hati Appa..'
"Iya Tuan putri terimakasih"
Shindong berdiri dari sana, Ia menatap Ian yang saat ini tangannya di pegangi oleh Sena.
"Aku pergi dulu ya.. kalau ada apa-apa kabari aku ya atau Can, atau Siwon. "
"Iya Oppa.."
"Jangan banyak menggunakan tangan mu dan jangan melewatkan fisioterapi mu"
"Iya oppa aku mengerti.. "
Shindong beralih pada Can yang ada di samping Ian.
"Kalau ada apa-apa kabari ya"
"Yes sir.."
"Jangan terlalu sering pulang malem apalagi sama cowok. Kamu belum lama di jakarta. Hati-hati"ucap Shindong lagi
"Astaga shindong oppa.. aku tau. Oppa hanya pergi dua tiga hari pesannya sudah seperti akan pergi setahun" jawab Can
Shindong menghela napasnya, bukan apa-apa ini karna bagi shindong tak ada yang bisa di percaya di antara mereka.
Sena anak kecil yang tentu saja tak bisa di andalkan, Ian bahkan umurnya sendiri saja tak ingat bagaimana akan di percayakan sesuatu lalu Can entah karna anak itu masuk dalam golongan midle line di cake nation yang artinya masih adik atau memang karna tingkah can yang terkadang masih kekanak-kanakan membuat shindong juga tak bisa sepenuhnya percaya pada Can.
Harusnya ada Siwon manusia paling bisa di andalkan dalam setiap hal. Tapi sudah hampir satu bulan ini anak itu menjadi bucin dari wanita yang bahkan bukan kekasihnya. Ternyata siwon sama saja kalau sudah bucin menjadi sulit di andalkan.
"Aku pergi.." ucap Shindong, melambaikan tangannya, mengusap kepala Sena lagi baru masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang.
Iya, shindong menggunakan supir. Ia tak mau ke bandung mengemudi sendiri. Pertama Ia tak tau Bandung kedua Ia tak mau membuang energinya untuk yang tak penting.
Sepengalaman yang Ia dapat dari cerit Sarah akan sangat melelahka. Mengejar-ngejar orang yang sedang marah itu.
Shindong tak tau mengapa hal seperti ini harus menimpanya. Mengapa Ia harus terperangkap pada hal rumit seperti ini, mendadak menjadi orang ketiga dalam rumah tangga seseorang. Ia bahkan yang selalu menjaga Ian selama di korea. Memastikan Ian tak melakukan kontak fisik banyak dengan pria lain. Memastikan anak itu tak tergoda oleh buaya-buaya seperti kangin. Konyolnya justru dia yang di tuduh sebagai perusak rumah tangga.
Shindong mengadukan kepalanya beberapa kali pada jendela mobil. Ia cukup kesal.
"Hah... Banyak yang harus ku kerjakan... "
🧡🧡🧡🧡
Setelah menempuh beberapa jam perjalanan yang panjang Shindong telah tiba di Bandung. Ia tau seharusnya Ia fokus mencari Ivan, Ia juga sudah dapat info tempat kerja, cafe Ian dan juga rumah Mereka di Bandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken Vow
Fiksi PenggemarKarna pada akhirnya orang yang lebih banyak mencintai akan menjadi yang paling tersakiti...