Keputusan appa Shin

171 44 20
                                    

Heechul, Ryeowook, Kyuhyun menatap naik turun pada Kangin yang sudah berada di Dorm dengan membawa koper.

"Kau mau kemana?" Tanya Heechul

"Ikut kalian"

"Wae? Waeyo? " Tanya Kyuhyun cepat. Sungguh ia sudah cukup takut pergi dengan Heechul. Apalagi di tambah dengan kangin. Bisa-bisa ia menjadi samsak.

Kangin melipat tangannya. "Aku baru ingat. Di sana ada Tia juga."

"Lalu kenapa?" Tanya Heechul

"Aku tidak mempercayai mu"

"Hya! Kau pikir aku Kyuhyun!"

"Aku juga tidak buta mau sama dia" cibir Kyuhyun yang langsung mendapatkan pukulan di pundak dari Ryeowook.

Heechul melirik galak. "Kau bosan hidup?" Tanya Heechul pelan namun penuh penekanan.

"Lihat.. lihat kau masih membela Tia"

"Kangin-ah! Aku menyuruhnya dia karna ucapannya tak sejalan dengan perbuatannya. Bukan karna Tia. Sekalipun yang ia katai adalah Sarah aku akan tetap memarahinya"

Kangin mengedikan pundaknya. "Siapa yang tau? Aku tetap akan ikut sebelum kalian kembali membuat masalah"

"Jangan lupa kau juga pembuat masalah" balas Heechul

Kangin tersenyum dan mengangguk. "Paling engga secara formal aku bukan lagi super junior"

"Memang visa mu sudah ada hyung?" Tanya Ryeowook

Kangin mengangguk. "Toh, aku akan ke Jakarta untuk pernikahan Kibum. Anggap saja aku pergi lebih dulu"

"Pesawat mu?" Tanya Heechul

"Aku masih dapat pesawat yang sama dengan kalian"

Ryeowook menganggukan kepalanya. "Baiklah. Aku tidak bisa ikut mengantar . Karna aku akan  berjaga di sini. Barangkali Sarah nuna atau Leeteuk hyung membutuhkan bantuan. Mereka sama-sama sedang berjaga di rumah sakit"

"Kau memang selalu bisa di andalkan Wookie" ucap Heechul

"Oh tentu. Aku tau itu.."

🧡🧡🧡

Ian mengetuk pintu ruang kerja Shindong. Ia masuk setelah mendapatkan sautan dari Shindong.

"Boleh masuk?"

"Emm.." jawab Shindong tanpa mengalihkan pandangannya dari layar komputer.

Ian masuk ia meletakan makanan juga minum untuk Shindong.

"Oppa tidak ikut sarapan hari ini."

"Euhm.. aku masih banyak pekerjaan"

"Oppa masih marah padaku?" Tanya Ian.

Shindong melirik sekilas pada Ian. Ia menyandarkan tubuhnya lalu melipat kedua tangannya.

"Memang apa salah mu?" Tanya Shindong.

"Karna aku langsung meledak-ledak tanpa tau duduk permasalahan yang jelas lebih dulu. Dan aku hanya langsung menilai dari satu sudut pandang saja."

Inilah yang Shindong sukai dari Ian. Ian adalah seorang pemikir. Ketika ia salah ia akan mencari tau kesalahannya dan setelah yakin bahwa ia salah ia akan meminta maaf. Bukan hanya asal minta maaf atau melakukan jurus andalan wanita yaitu menangis.

"Maaf oppa"

Shindong mengangguk. "Euhm.. aku juga minta maaf harusnya aku menjelaskannya lebih baik padamu"

The Broken VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang