Meski tangan Ian memeluk erat Shindong, meski ia masih berada di atas motor bersama Shindong. Namun pikiran Ian tak lagi di sana. Ia sedang memikirkan sesuatu yang sangat menakutkan. Sungguh sangat amat menakutkan.
Siapa pria yang ada dalam ingatannya itu? Kenapa ia dan pria itu nampak bahagia? Kenapa bukannya Shindong ia justru mengingat pria itu?
Ingatan itu bahkan bukan hanya berupa kilasan super singkat seperti biasanya. Tapi panjang dan cukup jelas. Ia dapat mengingat dirinya yang memeluk hangat pria itu, tertawa bersama, layaknya seorang pasangan yang sedang di mabuk asrama.
Hingga mereka tiba di rumah Ian masih saja dalam pikirannya.
Sena sudah di antar tadi oleh Sarah. Karna shindong dan Ian tak ada akhirnya can yang menemani Sena. Hingga Sena terlelap di kamar Can.
Shindong membopong tubuh putrinya untuk ia pindahkan ke kamar.
"Makasih ya can. "
"Sama-sama oppa..."
"Kyuhyun jaga lagi?" Tanya Shindong
Candra menganggukan kepalanya. "Besok siapa yang gantian?" Tanya Can
"Aku dan Ian.. " ucap Shindong. Ia menoleh pada Ian yang banyak melamun sejak tadi.
"Ian.."
"Eung?" Jawab Ian terkejut.
"Kamu kenapa?"
Ian tersenyum lalu menggeleng. " Aku lagi mikirin sesuatu tadi. Makasih ya can udah jaga Sena"
"Ya ampun kalian kaya sama siapa aja.."
"Yaudah, kita ke kamar ya. Kamu lanjut istirahat" ucap Shindong
Candra mengangguk. Shindong dan Ian pun meninggalkan kamar Can lalu menuju kamar mereka.
🧡🧡🧡
Shindong sudah menidurkan Sena di kasur, Ia sudah ganti pakaian tidur dan kini ada di kasur menemani Sena. Lebih tepatnya ia sedang melihat hasil fotonya hari ini.
Bibirnya membentuk sebuah senyuman. Jelas bahwa Shindong sedang sangat bahagia saat ini.
"Wah.. sepertinya aku memang berbakat sebagai video dan photograper .." ucap Shindong.
Ian tak menyauti. Ia sedang menggunakan skin care malamnya dan masih memikirkan tentang ingatannya itu. Mencoba mengingat lebih jauh. Menahan rasa sakit di kepalanya. Ian benar-benar berusaha untuk mengingat.
"Aku akan mengeditnya... Nanti lihat saat sudah jadi saja ya.."
"..."
"Wah... Sepertinya kita harus sering-sering seperti ini" ucap Shindong. Satu tangannya memegang ponsel satu lagi mengusap kepala Sena.
"..."
"Oh ya gimana kalau akhir pekan nanti kita ke Villa yang aku beli untuk sena itu?" Tanya Shindong.
Mendapati bahwa Ian tak menyautinya Shindong mengangkat kepalanya lalu menatap punggung Ian.
"Ian..".
"..."
"Ian" panggil Shindong lagi. Kali ini ia cukup menaikan suaranya. Bukan marah hanya agar Ian mendengarnya.
Ian terkejut dan tanpa sengaja menyenggol salah satu botol Skincarenya hingg terjatuh dan pecah.
"Ah.." ucap Ian saat menyadari itu.
Ia cepat-cepat membungkuk untuk membersihkan pecahan itu. Namun tanpa sengaja ia justru melukai tangannya.
Shindong pun bergegas turun dan menghampiri Ian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken Vow
FanfictionKarna pada akhirnya orang yang lebih banyak mencintai akan menjadi yang paling tersakiti...