Sesungguhnya para member suju saat ini sedang kalang kabut menenangkan wanita mereka masing-masing. Termasuk Bila yang minta segera ke Jakarta. Tapi sepanjang perjalanan terus mengomeli Henry. Hana juga yang mendadak menjadi sangat drama, dia mengatakan bagaiamana jika tiba-tiba kibum pernah menghamili wanita lain lalu datang di pernikahan mereka nanti. Donghae yang nyaris tak berani menatap Chloe. Yesung yang terus berupaya menenangkan Nana dengan memeluk wanita itu. Leeteuk yang bergegas ke rumah sakit sebab Gya yang mengalami kontraksi palsu efek terkejut. Bahkan Shindong yang meskipun Ian bukan wanita harus ikut turun tangan menghadapi Ian.
Shindong mengulurkan obat juga air minum kepada Ian yang duduk di kasur masih dengan tatapan marah.
"Minum dulu.. kepala mu sakit kan? Kalau kau sakit sekarang besok kau tidak bisa memutilasi Kyuhyun seperti kata mu" ucap Shindong
Ian tak mau menerima. Ia melipat kedua tangannya di depan dada.
"Apa kau juga seperti itu, sebelum kamu menikahi ku?!"
Sungguh jika ada orang yang paling marah dengan hal ini. Itu harusnya dirinya. Ia sedang marah dengan Ara karna nekat menggugurkan kandungannya meski gagal. Tanpa lebih dulu memberitahu Kyuhyun. Ia juga marah pada Kyuhyun mengapa dengan bodohnya Kyuhyun tak mengingat apapun.
"Kenapa semua orang hanya menyudutkan Kyu?" Tanya Shindong nada suara berubah. Pelan namun tak terdengar lembut seperti biasanya.
"Karna dia yang salah!"
"Lalu ara tidak? Dia punya banyak kesempatan untuk bicara. Tapi memilih untuk menggugurkan anaknya"
"Ara terdesak! Oppa..kamu tidak mengerti perasaa Wanita"
Shindong mengangguk, "apa hanya wanita yang punya perasaan? Kalian selalu meminta untuk di mengerti tapi apa kalian juga mempertimbangkan bahwa kami juga memiliki perasaan?"
"Oppa kamu membela kyu?"
"Tidak, tapi aku tidak mau membenarkan apa yang ara ingin lakukan. Dia egois. Bagaimana jika Kyuhyun ingin bertanggung jawab? Mengapa ara tak mengatakannya? Dia tidak ingin menikah? Lalu mengapa melakukannya? Mereka berdua salah Ian." Ucap Shindong
"Bisa saja Kyuhyun memaksanya!"
Shindong tersenyum. "Kyuhyun adik ku Ian. Aku mengenalnya sangat lama. Dia tidak akan sebrengsek itu sampai harus memaksa seseorang untuk tidur dengannya. Dan lagi dia adalah seorang Kyuhyun. Dia bisa tidur dengan banyak wanita lain. Tidak perlu Ara.. aku tau kamu marah karna adik mu di perlakukan seperti itu. Seperti itulah perasaan ku sekarang. Aku marah karna semua orang hanya langsung memarahi dan mungkin memukulnya."
Shindong mengangguk. "Mungkin dia pantas mendapatkannya. Tidak apa aku mengerti tapi tolong jangan sepenuhnya menyalahkan adik ku dan jangan pernah membenarkan keputusan Ara. Jangan..."
Ian terdiam. Ia sungguh tak mengerti apa yang di pikirkan Shindong. Disini yang di rugikan adalah Ara. Mengapa Shindong seolah tak mau memahami itu.
Ian akan bicara lagi namun di putus oleh Shindong.
"Kamu mau minum obat mu atau tidak?" Tanya Shindong lagi.
Karna tak ada jawaban dari Ian. Shindong pun meletakan gelas juga obat kembali di atas nakas dengan kasur.
"Kalau gitu terserah saja kamu mau minum atau tidak" ucap Shindong lalu meninggalkan Ian.
Ian terkejut. Benar-benar terkejut. Ia tidak pernah melihat sikap Shindong yang sedingin itu. Seberapapun menyebalkannya dia, Shindong selalu mengalah. Setidaknya begitu dari yang ia ingat dua bulan terakhir. Entah bagaimana sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken Vow
FanfictionKarna pada akhirnya orang yang lebih banyak mencintai akan menjadi yang paling tersakiti...