tercengang (Re-upload)

48K 5.2K 62
                                    

Hi semuanya.

Sudah kah kalian merindukan fiksi saya?

Mari kita absen, kalian berasal dari mana? Bumi, langit? Bidadari atau apa?

°°°°

Setelah mendengar ucapan Ara yang mampu membuat mereka syok bukan main, Dieril yang melihat dengan jelas tatapan rasa asing itu, bukan lagi tatapan akrab yang sering kali Ia liat.  

Walaupun awalnya ini tidak terkait dengannya tapi dirinya merasa bahwa ucapan Ara seakan
-akan dia bukan keluarga sahabatnya hal itu cukup membuat jiwa Dieril bertanya-tanya.

"Gue harus cari tau." Batin Dieril dengan pemikirannya.

Ditempat yang berbeda seorang laki-laki remaja melihat itu semua, entah mengapa hatinya ikut terbakar mengenai hal yang terjadi pada gadis itu, setelah melihat Ara pergi laki-laki itu pun langsung menghubungi seseorang untuk mencari tau.

"Bantu cari tau apa yang dialami oleh siswi bernama Arasya dari sekolah SMA Saturnus." Titahnya lewat telfon.

"Kirimkan bukti itu secepat mungkin." Titahnya dengan tegas.

"Hm." Gumamnya sebelum menutup panggilan telfon tersebut.

"Tidak akan saya biarkan kamu menderita, Queen." Lirihnya dengan tangan yang menggenggam erat benda pipih tersebut.

Seorang gadis cantik dengan wajah lelahnya menatap kota besar dari atas rooftop, semilir angin yang berhembus kencang membuat anak rambutnya ber-terbangan.

"Gue kangen sama mereka, Abang lagi ngapain ya? Kalo gue lagi frustasi pasti bakal dihibur sama Abang, tapi gue disini malah ngehibur diri sendiri." Kekehnya tertawa miris.

"Salah Ara tuh dimana sih, kenapa mereka bisa sekejam itu sama adiknya sendiri. Gue gak habis thingking dengan cara pola pikir mereka, emangnya kenapa punya adik gak modis dan terkesan dekil? ya walaupun emang tingkahnya bisa dibilang caper, tapi kan dia caper sama Abangnya sendiri?" Helaan nafas terdengar frustasi.

Matanya menatap langit yang begitu indah, walau matahari sudah naik keatas tak meninggalkan kesan sempurna dimatanya.

"Kalo aja lo punya keberanian mungkin sekarang lo masih disini Ra, dunia emang kejam, gak selamanya dunia berpihak ke lo, tapi lo bisa nakhlukin dunia dengan keberanian lo."

"Gue tau, mungkin sulit karna lo bukan gue, dunia kita beda. Lo lahir dengan kepribadian bak bidadari tanpa sayap sedangkan gue lahir dengan kepribadian aliran semesta. Bantu gue Ra...." Lanjutnya terhenti karna mendengar suara langkah kaki. 

"Siapa lo sebenarnya?" Sebuah pertanyaan namun terdengar intimidasi.

"Gue Ara." Jawab Ara dingin walau dalam hati merutuki kebodohannya.

Seorang laki-laki yang mendengar ucapan Ara itu lantas mendekat hingga berada di sampingnya, Ara merotasikan tubuhnya hingga miring dengan 45°, matanya menatap laki-laki yang memasang wajah datar. 

"Gue gak bodoh, dimana dia?" Tanya laki-laki itu.

"Kalo gue jawab jujur, apa lo percaya?" Tanya Ara menaikkan alisnya.

"Tergantung hati lo." Jawabnya menatap dalam gadis itu. 

Ara mengangguk mengiyakan tanpa berbicara.
Sedangkan remaja tersebut tak mengalihkan pandangannya dari wajah gadis manis di depannya. Remaja tersebut terlihat berusaha menenangkan hatinya yang tiba-tiba berdesir aneh. 

ARSYA OR ARASYA (Re-upload) S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang