sahabat (Re-upload)

45.1K 4.7K 124
                                    

♡Arsya Or Arasya♡

••••

Ara masih terbaring lemah di kasur, seharusnya hari ini dirinya pergi ke Sekolah, namun siapa sangka jika tubuhnya tiba-tiba mengalami hal seperti ini. Pintu kamar terbuka seorang wanita paruh baya berjalan memasuki kamarnya dengan sebuah nampan yang dipastikan itu adalah sarapan pagi dengan obatnya.

"Pagi Sayang, gimana keadaan kamu? Udah baikan?" Tanya Bunda dengan lembut dan hangat.

Ara mendapatkan kasih sayang itu membuat rasa rindu terhadap orangtua kandungnya perlahan terobati, kasih sayang yang diberi orangtua Ara sama persis dengan kasih sayang seorang Bunda terhadapnya begitu juga kasih sayang Ayahnya terhadapnya.

Ara tersenyum dibalik wajah pucat pasinya, "Ara baik-baik aja Bund." Lirihnya dengan senyum menenangkan.

Bunda Firly mendekati putrinya dan duduk dikasur sebelahnya, tangannya menaruh nampan kemudian membantu Ara untuk setengah duduk agar lebih mudah menyuapinya, setelahnya Ia mengambil sebuah bangkuk yang berisi bubur ayam, dari baunya terlihat sangat enak.

"Kita makan dulu ya, biar Bunda yang suapin." Tuturnya sambil ngaduk bubur ayam itu dan mengambilnya sesendok.

Ara hanya menurut saja, ia pun mulai menerima suapan demi suapan dari tangan sang Bunda, sangat enak.

Pada saat Ia tengah melamun tak sadar bahwa dirinya langsung tersedak hingga batuk, Bunda yang ingin menyuapi Ara kembali langsung bergerak siap membantu Ara untuk minum.

"Kalau makan jangan melamun Sayang." Ingatnya membuat Ara tersenyum simpul.

"Udah Bunda.." Sela Ara saat Bunda akan kembali menyuapinya.

Bunda pun mengiyakan, "Yaudah minum obatnya dulu ya." Ujarnya sembari memberikan sebuah pil obat yang bahkan Bunda sendiri tidak mengerti.

Ara menerima saja tanpa membantah. Ia menelan pil obat tersebut kemudian segera menghabiskan air putihnya hingga tandas tak tersisa, matanya menatap hangat sang Bunda yang terlihat tersenyum manis.

Uluran tangan sang Bunda menyentuh kepala Ara dengan lembut, "Apa yang membuat kamu kepikiran Sayang? Apa ada hal yang menganggu pikiran kamu?" Tanya Bunda dengan mata yang teduh menatap putri kesayangannya.

Ara menggeleng kepalanya pelan, "Ara gak mikir  apa-apa kok Bunda, Ara hanya kelelahan aja. Tugas sekolah sangat banyak, Ara bahkan tidak bisa menghabiskannya sendirian." Celetuk Ara membuat Bunda terkekeh lucu.

Ara tersenyum manis melihat Bunda tertawa karnanya, wajahnya yang cantik dan manis itu membuat Ara betah melihatnya lama-lama, dalam hatinya sudah berjanji untuk tidak menyakiti perasaan ibu yang sangat baik hati ini.

"Bunda,, Ara boleh kan cepat Sekolah, Ara kesepian gak ada teman main, temen-temen Ara pasti nyariin Ara." Ujarnya polos membuat Bunda tersenyum hangat.

"Iyaa, asalkan kamu udah baik-baik aja, staminanya udah cukup untuk ke Sekolah dan belajar." Paparnya membuat Ara tersenyum senang..

"Yaudah, kamu istirahat aja Bunda mau bawa nampan ini ke dapur, kalau ada apa-apa kamu panggil Bunda aja." Ujarnya sebelum pergi dari kamar membawa nampan.

ARSYA OR ARASYA (Re-upload) S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang