speechless (Re-upload)

43.1K 4.6K 57
                                    

Arsya or Arasya

°°°°

Calzeus menatap keluarga Arsya dengan tatapan hangat, sampai tepukan di pundaknya membuatnya menoleh kearah pelaku.

"Lebih cantik wajah adik gue yang dulu atau yang sekarang?" Bisik Viver dengan menggoda.

Calzeus tersenyum tipis, "Rupa hanya rupa, selagi dia ratu Saya, dia tetap cantik bagaimanapun juga." Jawabnya membuat Viver tersenyum bangga.

Ara yang sedang dalam pelukan Ayahnya menoleh ke pria dewasa tersebut, kepalanya bersandar dengan manja."Ayah...  Arsya harus balas dendam dengan orang itu, kudengar orangtuanya masih hidup di kota X." Ujarnya dengan manja.

Calvenus mengusap surai rambut putri kesayangannya,"Memang kenapa Sayang? Apa orang itu yang turut andil dalam kehancuran keluarga yang kamu tinggali sekarang?" Tanya Calvenus dengan alis yang sedikit mengerut.

Arsya mengangguk manja sembari menikmati elusan dirambutnya. "Karna mereka awal kehancuran hidup Ara." Jelasnya dengan intonasi yang dingin.

"Lalu apa yang harus Ayah bantu sayang?" Tanya Calvenus.

"Arsya butuh anak buah Ayah untuk masuk kedalam perusahaan mereka menjadi seorang Asisten direktur, dengan membalikan nama perusahaan dia atas nama Ara, karna tujuan mereka adalah merampas harta dan kekuasaan." Jelas Arsya menyeringai.

Calvenus mengusap surai putrinya dan mencium pucuk kepalanya,"Baiklah, Ayah akan menurutinya itu hanya perkara mudah." Sanggupnya santai dan Arsya mengangguk senang.

Perbincangan Anak dan Ayah hanya didengar dan dilihat oleh semua orang yang ada disana,terlihat sangat hangat dan juga merasakan kebahagiaan ketika melihat kedekatan keduanya.

"Sayang, sebaiknya kalian istirahat dulu. Kalian berdua baru sampai menempuh perjalanan cukup jauh pasti kalian sangat lelah." Sela Bunda Angel dengan senyum manis.

Arsya menjauhkan wajahnya dari dada bidang Ayahnya, matanya menatap Bunda yang juga menatapnya dengan tatapan entah apa.

"Apa Bunda tidur nyenyak?" Tanya Arsya dengan mimik wajah yang khawatir.

Bunda Angel tersenyum tanpa menjawab, ia mengelus surai rambut putrinya. "Bunda sangat menyayangimu, jadi jangan pergi meninggalkan kami lagi." Entah mengapa pernyataan Bundanya membuat Arsya menengang sesaat.

Arsya tersenyum dan menggeleng, "Arsya gak mungkin ninggalin kalian lagi." Jelasnya dengan yakin.

"Ayo kita istirahat." Ajak Calvenus yang menyadari perubahan sang istri.

Mereka pun mengangguk mengiyakan, Arsya pun kembali ke kamar, sedangkan Calzeus sudah diberitahu letak kamar yang akan ia tinggali sementara. Mereka semua masuk kedalam kamar masing-masing untuk istirahat.

••••

"Ada apa Sayang? Kenapa kamu tiba-tiba terlihat berbeda." Tanya Calvenus kepada sang istri.

Menghela nafas kecil, menatap manik mata suaminya, "Naluri seorang ibu tidak pernah salah Sayang." Jawabnya yang malah membuat Calvenus menatap bingung.

"Apa yang terjadi. Katakan padaku." Tuntut Calvenus dengan mimik wajah khawatir.

"Entah mengapa saat aku melihat wajah gadis itu, lukanya terlalu banyak, aku merasa hidupnya selama ini sangat jauh lebih buruk dari kehidupan orang biasa." Ungkapnya dengan suara lemah.

ARSYA OR ARASYA (Re-upload) S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang