ujian harian (Re-upload)

46.6K 4.8K 32
                                    

••••

Pagi pun tiba Ara sudah siap dengan pakaian seragam yang melekat dalam tubuhnya, ia mengambil tas ranselnya dan menaruhnya di bahu, tak lupa handphone yang ia masukan kedalam saku roknya.

Berjalan santai menuruni tangga, ia bisa melihat keluarganya yang sedang berkumpul bersiap sarapan bersama.

"Pagi Bunda-Ayah." Sapanya sambil tersenyum manis.

"Pagi." Serentak mereka termasuk Hades dan Revan sedangkan Gavin membalasnya dalam hati.

Ara hanya acuh saja dan mengambil tempat dikursi dekat Hades, setidaknya pria itu tidak menyakitinya dengan kata-kata.

Tanpa Ara sadari Kedua abangnya yang lain merasa iri, karna dulunya Ara selalu memilih tempat antara Gavin atau Revan. Namun sekarang itu semua tidak berlaku kembali.

"Kamu mau sarapan apa Ara?" Tanya Bunda dengan tutur kata yang lembut, ia bersiap mengambilkan makanan setelah menyiapkan piring suaminya.

"Sayur aja Bund seperti biasa." Ucapnya tersenyum tipis.

Bunda langsung menyiapkannya, dan itu tak lepas dari mata Naya yang merasa iri,.

"Bunda, Naya juga mau diambilin." Lirih Naya dengan suara yang dibuat sesedih mungkin.

Sebenarnya Bunda keberatan namun dirinya adalah orang yang adil, jadilah ia pun menyiapkan sarapan Naya yang terlihat girang.

"Ikan apa Nay?" Tanya Bunda tersenyum kecil.

"Ikan Ayam, sayur, udang sama sambal Bunda." Ujarnya sembari menunjuk ikan yang ia mau.

Fero hanya melirik tanpa berkomentar, begitupun dengan yang lainnya. Mereka bisa membedakan perbedaan antara Ara dan Naya, entah itu hanya perasaan mereka saja atau memang wataknya yang rakus.

Beberapa saat kemudian mereka telah menghabiskan makanan mereka, Ara langsung pamit berangkat sekolah kemudian di susul oleh abangnya dan Naya.

Ara hanya acuh ketika Naya berboncengan dengan Gavin, mungkin dari tatapannya seolah mengatakan 'lo gabisa kan kayak gini sama abang lo' mungkin seperti itulah tatapan Naya.

Ara mengendarai motornya melaju membelah kota, dengan kecepatannya yang diatas rata-rata tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di Sekolah.

Ara segera turun dari motor setelah melepaskan helm yang bertengger dikepalanya, berjalan menuju kelas dengan sapaan murid yang selalu memasuki gendang telinganya.

"Pagi Ra, makin cantik aja sih."

"Cantik piuwitt."

"Skincarenya apa Ra, spill dong."

"Sendirian aja nih, pasangannya mana?"

Ara hanya acuh saja hingga kakinya memasuki kelas. Ia melihat semua orang yang terlihat gaduh kesana kemari membuat Ara menatapnya heran.

"Lo pada ngapain dah?" Tanya Ara membuat pergerakan kaki mereka berhenti.

Dinda dengan tergesa menghampiri Ara seraya menggoyangkan tubuhnya berutal membuat Ara menjadi pusing sendiri.

ARSYA OR ARASYA (Re-upload) S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang