penyesalan(Re-upload)

41.3K 1.5K 51
                                    

♡ARSYA OR ARASYA♡

****

Arsya menyeringai puas, kedatangan mereka diwaktu yang pas, dimana Naya sedang memadu kasih dengan Rehan selaku ayah kandungnya.

"Hai Bunda- Ayah." Sapanya dengan senyum ria.

Arsya mengambil sebuah remot untuk memutar kembali video rekaman, disana mereka bisa melihat dengan jelas bagaimana ganasnya seorang Ayah dan betapa bajingannya seorang ayah memprawani anak kandungnya.

Mido, Revan, Hayden hanya termangu ditempat tidak menyangka jika mereka akan melihat tontonan paling menjijikan yang pernah mereka lihat.

Gavin menatap Arsya yang masih menampilkan senyum puasnya, tangannya mengepal erat tak menyukai suara-suara desahan menjijikan yang memasuki indranya.

"Stop Ra.." Lirihnya tak kuasa.

"Kenapa Vin? Lo bisa liat sendiri siapa yang jalang sebenarnya. Selama ini lo selalu nyematin kata jalang itu buat gua kan?? Sekarang, disaat gua kasih tontonan yang nyata sesuai fakta lo malah bilang berhenti." Kekehnya tertawa miris.

"Lo masih bela si jalang ini? Huh, gua kira mata lo udah kebuka tapi ternyata sampai gua mati pun lo tetep gak percaya kayaknya." Ucapnya penuh ambigu itu membuat Gavin menggeleng pelan tak setuju.

Gavin mendekat dan memeluk Arsya cukup erat membuat tubuh Arsya sontak menegang.

"Lepas Vin." Lirih Arsya dengan kukunya yang mengepal.

Gavin menggeleng pelan, tak bertenaga namun pelukan itu cukup mengusik hati Arsya yang selama ini seakan merindukan pelukan seorang Abang.

"Stop Ra, maafin gue. Cukup, gue cukup terpukul dengan kenyataan yang ada." Lirihnya dengan suara gemetar.

Arsya melepas pelukan itu dengan mudah, mundur selangkah menjaga jarak. Matanya menatap Gavin yang terlihat menahan air matanya.

"Kenapa harus sekarang lo buka mata? Disaat gua berada di titik puncak kebencian terhadap lo." Arsya menggeleng kepalanya pelan.

"Aneh rasanya gua liat lo lemah sekarang, gua lebih suka tatapan benci lo, lebih suka tutur kata lo yang berhasil buat mental gua down setiap saat, lebih suka saat tindakan kasar lo yang selalu membekas di fisik gua. Gua lebih suka itu daripada diri lo yang sekarang."

Arsya berbicara dengan suara dingin tak tersentuh, tak membiarkan perasaan yang sempat membuatnya luluh menguasainya.

Semua orang yang berada disana hanya bisa terdiam membeku, tak tau harus berkata apa tapi yang jelas Arasya benar-benar berada di titik amarahnya.

"Alfred, lebih baik sekarang lo bawa mereka keluar, gua mau main-main dengan manusia bajingan ini." Titah Arsya yang diangguki Alfred.

"Baik Miss."

Alfred langsung menyuruh mereka untuk keluar, namun Gavin, Hayden, Mido dan Revan meneriaki Arasya untuk berhenti melakukannya.

Arsya tak memperdulikan mereka, Arsya tetap berada disana bersama tawanannya, ternyata Naya sudah berhenti dan terduduk di atas paha Rehan dengan nafas terengah.

ARSYA OR ARASYA (Re-upload) S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang