♡Arsya Or Arasya♡
••••
Keduanya tak melihat pergerakan Ara yang semakin tak bertenaga, namun salah satunya menyadari kejanggalan tersebut jika Ara- putri mereka tidak merespona lagi pelukan hangat itu.
"Ara, Sayang..." Bisik Bunda yang entah mengapa tiba-tiba merasakan firasat buruk.
Ayah melepaskan pelukan mereka dan betapa terkejutnya jika mereka melihat darah yang terlihat mulai mengering dari hidung putrinya, bahkan Ayah sendiri tidak menyadari jika bahunya terdapat tetesan darah yang cukup banyak.
"Ayah, Ara Ayah.. panggil dokter Ayah.." Panik sang istri saat menyadari jika Ara pingsan.
Sang suami langsung sigap menelpon Dokter pribadinya, kemudian tanpa kata Dokter tersebut langsung meluncur ke kediaman Ganendra.
Fero sendiri dibuat panik, karna putrinya yang tak sadarkan diri, Ia kira Ara tertidur namun ternyata malah pingsan dengan darah yang mengering di sela hidungnya.
Beberapa saat kemudian sang Dokter pribadi pun datang lalu memeriksa kondisi putrinya, dengan harap-harap cemas mereka menanti hasil pemeriksaan tersebut.
Terlihat sang Dokter menghela nafas pelan, menatap keduanya penuh arti, namun ia harus tetep menyembunyikan fakta ini karna janjinya dulu terhadap sang pasien.
"Tidak ada yang serius, pasien hanya mengalami setres yang berlebihan dan juga karna kelelahan, sebaiknya lebih diperhatikan lagi untuk kondisi pasien, jangan biarkan Ia memendamkan segala sesuatunya sendiri, karna bagaimanapun setres bisa membuat imun seseorang menurun drastis." Penjelasan Dokter membuat keduanya nampak menghela nafas lega.
"Terima Reyhan. Saya takut sekali, karna ini baru pertama kali Saya melihat putri saya pingsan dengan keadaan mimisan." Tutur kata sang Ayah membuat Dokter Reyhan yang merupakan Dokter spesialis itu tersenyum simpul.
"Sama-sama Tuan, Saya akan memberikan ramuan obat khusus untuk putri anda rutin meminumnya, obat ini harus diminum secara rutin, pasien membutuhkan istirahat lebih jadi sebisa mungkin jangan melakukan aktivitas berat-berat atau membuat beban pikirannya bertambah." Nasihat Dokter Reyhan membuat keduanya mengangguk patuh.
Sedangkan di sebuah markas Brigiv, nampak sunyi dan hening, setelah perkalian 1 vs 5 orang itu kini anggota inti harus mengobati lukanya di markas.
Gavin yang tertidur pun mulai membuka matanya perlahan, kepalanya terasa sakit dan juga masih merasakan perih di beberapa bagian.
Gavin selama tertidur dirinya didatangi oleh seseorang yang tak Ia kenal, akan tetapi wajahnya seperti nampak tidak asing, bahkan suaranya sangat familiar ditelinganya.Gadis itu mengucapkan beberapa kata yang membuat hatinya mencelos, seakan tertampar berkali-kali lipat rasa sakitnya.
"Berbahagialah Bang, dimanapun kamu berada aku akan selalu bersamamu. Walaupun jiwaku sudah tiada tolongg bukalah hati dan fikiranmu jangan egois seperti ini, jika suatu saat Abang mengetahui fakta yang sebenarnya, aku harap Abang jangan menyesal, sebagai gantinya berdamailah dengan masalalu dan jagalah dia untukku sebagai kenangan terakhir."
Didalam mimpi tersebut ucapan itu terdengar sangat jelas dan nyata, entah mengapa suara itu berkaitan dengan adiknya yang selama ini ia acuhkan keberadaannya.
"Udah bangun lo bro? Ngebo amat lo, lo tidur apa percobaan mati suri?" Sengitnya dengan terselip nada mengejek.
Gavin tak mengindahkan ucapan sahabatnya, fikirannya hanya terpacu pada suara itu yang menganggu batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA OR ARASYA (Re-upload) S1
Teen Fiction📌RE-UPLOAD [FOLLOW SEBELUM MEMBACA + TAP READING LIST + VOTE AND KOMEN] GENRE : TRANSMIGRASI - ACTION-ROMANCE- HUMORIS. [MAFIA-GENGSTER, BALAS DENDAM, FAKTA YANG DISEMBUNYIKAN. ] 📌JANGAN SESEKALI ANDA MENGCOPY PASTE KARYA SAYA DALAM BENTUK APAP...