♡Arsya or Arasya♡
°°°°
Seperti biasanya Ara dkk tengah menikmati makan siangnya dengan hikmat, sebelumnya memang tenang namun suara berisik disertai geseran pada mejanya membuat Ara menahan diri untuk tidak lepas kendali saat itu.
"Kalian apa-apaan sih hah, bisa gak sih gausah bikin rusuh, lo kira ini kantin nenek moyang lo apa hah!" Bentak Salsa karna kepalang emosi.
"Lebih baik lo diem." Suara dingin Revan membuat Ara menoleh.
"Kenapa lo tega ngelakuin hal itu sama Naya, gak cukup lo buat dia menderita? Gue awalnya diem karena gue ngerasa lo gak salah, tapi gue gak tahan lagi dengan sikap lo yang berlebihan kayak gini!" Sentaknya membuat Ara mengernyitkan dahinya kecil.
Ini pertama kalinya Ara mendengar langsung saat Revan memarahinya bahkan hingga berani menaikkan satu oktaf padanya, okey, Ara terlalu percaya diri terhadap Revan Ia kira Revan berbeda dengan Gavin rupanya sama saja.
"Bangsat lo Van, bukan cuma lo tapi juga Gavin, dan kalian semuanya selalu ngehina sahabat gue, ngefitnah sahabat gue tanpa bukti... Lo ngefitnah adik lo sendiri, Abang macam apa lo hah?! Gue kasih tau sama lo, dari awal Ara sama kita, Ara gak sekalipun keluar kelas karna ujian harian hari ini, gue sebagai saksi dan gue bisa jadi bukti atas tuduhan lo sekarang ini." Bantah Salsa tak terima sahabatnya dituduh seperti itu.
Ara menatap semuanya bergantian, ia terlalu jengah menjadi korban yang selalu disalahkan padahal dirinya tidak melakukan aktivitas apapun, seharusnya mereka menyadari itu, namun mengapa mereka kekeh seakan-akan Ara menyakiti Naya.
"Percuma Sal, lo ngomong sama orang buta dan tuli gak akan pernah bisa dimengerti, buang-buang tenaga." Lerai Ara dengan santai.
Kini giliran Ia berdiri dari duduknya, menghampiri Revan yang baru pertama kali memarahinya dengan nada tinggi.
"Lo fikir gue ngelakuin kejahatan lagi kan? Kejahatan apa yang gue perbuat sehingga lo lo pada seakan menunjuk gue sebagai pelaku dari perundungan itu." Ara membalasnya dengan suara lugas dan tegas.
"Siswi lain bilang lo ngehadang Naya dan ngunciin dia di gudang bahkan melakukan tindak pelecahan dan kekerasan." Jawab Mido menyahut.
Ara seakan-akan terkejut, "Waw, harusnya gue bersyukur akan itu, itu tandanya gue gak harus turun tangan untuk menghadapi muka medusa itu, tapi gue gak terima dengan tuduhan lo ke gue barusan." Paparnya membuat mereka sedikit meradang.
Apa katanya? Bersyukur, wah Ara benar-benar gila.
Dilain sisi Calzeus mendengar perdebatan itu, ia hanya menangkap dari jarak cukup dekat berjaga-jaga jika salah satu diantara mereka ada yang menyakiti Ara.
"Jangan gila lo Ara! Apa lo iri karna Naya selalu deket sama kita, gue gak nyangka ternyata lo lebih licik dari iblis!" Bentak Gavin dengan nafas memburu.
Hal tersebut sontak membuat Ara tertawa hebat, apa katanya iri? Dan lebih licik dari iblis? Ara menggelengkan kepalanya dengan kekehan sinis.
"Bahkan iblis lebih tunduk sama gue Gavin, udahlah, gue gak ada waktu buat debat sama lo semuanya, cepat lo pergi sebelum gue kehabisan kesabaran." Titah Ara yang terbantahkan tak membuat mereka pergi dari sana.
"Gue akan pergi sebelum lo mengakui kesalahan lo dan minta maaf sama Naya, gara-gara lo Naya jadi trauma." Bantah Revan dengan wajah memerah.
"Gue bilang lo semua pergi,,, sebelum gue lepas kendali!" Desis Ara semakin merendah dengan tatapan yang semakin gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA OR ARASYA (Re-upload) S1
Teen Fiction📌RE-UPLOAD [FOLLOW SEBELUM MEMBACA + TAP READING LIST + VOTE AND KOMEN] GENRE : TRANSMIGRASI - ACTION-ROMANCE- HUMORIS. [MAFIA-GENGSTER, BALAS DENDAM, FAKTA YANG DISEMBUNYIKAN. ] 📌JANGAN SESEKALI ANDA MENGCOPY PASTE KARYA SAYA DALAM BENTUK APAP...