#Baik atau Buruk?
***
Dilain tempat, di kediaman Antonio. Ragil tengah mewawancarai Dila dan Antonio. Ragil dibuat kesal pasalnya Dila dan Antonio masih tetap saja diam, tak mau menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang Ragil lontarkan, meski pertanyaan itu adalah pertanyaan yang sama.
"Bunda!! Jawab Ragil, Raffika kemana?!" Terlihat bahwa pria itu benar-benar kesal, uratnya yang keluar, wajahnya yang memerah membuat pria itu semakin kesal ditambah Dila dan Antonio masih tetap diam dan asik dengan kesibukannya.
Ragil merebut remot yang di genggam Dila. Ya, Dila dan Antonio tengah menonton Film kesukaannya. Ragil menekan tombol merah pada remot membuat layar Tv itu langsung mati.
"Kamu apaan sih?! Kamu enggak liat Bunda lagi liat Tv?!" kesal Dila berusaha merebut remot Tv di genggaman Ragil.
Namun, Pria itu malah membanting remot Tv itu dengan keras hingga hancur tak terisa membuat Dila kesal bercampur marah.
"Kamu kenapa si?! Kenapa kamu lempar remotnya?!" marah Dila. Kini wanita itu tengah berdiri sambil menatap marah Ragil.
Ragil tersenyum miring, dia menggelengkan kepalanya. "Karena remot Tv, Bunda marah sama aku?!" Ragil benar-benar tidak habis pikir. "Harusnya aku yang marah sama Bunda!"
"Raffika kemana?! Aku liat dikamar dia enggak ada! Aku chat dia, centang satu! Aku tanya kalian, kalian diem aja! Bunda sama Ayah enggak khawatir liat anak perempuan satu-satunya belum pulang?! Ini udah malem!" tanpa sengaja Ragil membentak, pria itu terlanjur marah melihat kelakuan Bunda dan Ayahnya yang kelewat santai. Dada pria itu naik turun, menahan amarah yang siap membludak.
Ragil baru saja datang, pria itu melihat kamar adiknya kosong. Padahal ini sudah pukul 22:43 malam. Setelah futsal Ragil pergi untuk makan bersama anak futsalnya, sehingga pria itu pulang larut malam. Saat pulang, tak mendapati adiknya di kamar, biasanya gadis itu sudah tidur jam segini.
Ragil panik dan pria itu bertanya pada Dila dan Antonio. Tapi, pria itu nampak acuh dengan pertanyaannya. Bukannya mendapat jawaban justru menambah kekesalan.
"Raffika pergi sama temennya, " jawab Dila santai.
Mata Ragil mebelalak. Raffika pergi bersama temannya hingga larut seperti ini? Dan Dila mengatakan itu dengan santainya? Tidak ada rasa khawatir pada wajah Dila? Pikir Ragil.
"Bunda enggak khawatir?!" bentak Ragil. Pria itu marah karena sikap Dila yang santai. Amarahnya sedang diuji.
Dila mengedikan bahunya tak peduli lalu menggelengkan kepalanya. "Dia sudah besar, sudah bisa menjaga diri."
"Tapi dia pergi sampe selarut ini, Bunda! Ayah! Ayah enggak khawatir kalo anaknya kecelakaan?! Atau di culik?! Kenapa Bunda sama Ayah bisa sesantai ini?!" bentak Ragil, amarahnya benar-benar membludak, melihat Dila dengan santainya berucap seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raffika
Teen Fiction[[Follow dulu sebelum membaca]] Raffika Della Antonio, gadis berumur 17 tahun ini harus siap dinikahi oleh pria tampan yang umurnya jauh lebih tua darinya. Menikah karena sebuah perjanjian dari mendiang sang kakek membuat Raffika mau tak mau harus...