2. Awal Pertemuan

206 28 0
                                        

"Masih ingat'kah kamu? Seperti apa pertemuan awal kita dulu? Itu sangat memalukan menurutku, bagaimana denganmu?"

_Isa_

Mau tanya doongg
Bisa cerita bagaimana pertemuan awal kalian dengan doi kalian?
Atau pertemuan dengan sahabat kalian?

Jawab di kolom komen yuk, ramein biar seru^^

Kalo aku sih, memalukan:(
Rasanya mau kubur diri kalo ingin masa itu.::>_<::


#Awal Pertemuan

#Awal Pertemuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Gue pulang duluan ya," pamit Tika dengan tergesa-gesa.

Nieva menatap Tika. "Mau kemana lo? Buru-buru amat."

"Kakek gue sakit, gue harus jenguk beliau, " jawab Tika.

"Semoga cepet sembuh, buat kakek lo, " ucap Raffika.

"Aamiin, makasih. Duluan ya gess."

"Lo? Mau pulang juga?" tanya Nieva yang melihat Raffika tengah menggendong tasnya.

Raffika mengangguk. "Kalo lo mau nginep disini sih, silahkan. Gue pulang duluan, bye."

Raffika berjalan keluar kelas, meninggalkan Nieva dan Vina yang masih membereskan bukunya.

"Vin, anter gue ke gramedia yuk, ntar gue trantir deh," ajak Nieva.

Vina mengangguk. "Oke."

°…°

Dilain tempat. Raffika tengah duduk di salah satu bangku di taman depan Mesjid At-taqwa seorang diri. Wajah cantiknya ia sembunyikan dibalik kedua tangannya yang bertumpu.

Sejak pulang sekolah, Raffika langsung pergi ke taman ini. Ia pulang dari sekolah sekitar jam 12:15 siang, karena Guru tengah mengadakan rapat dadakan.

Sudah hampir tiga jam lebih Raffika duduk seorang diri. Bahkan ibu-ibu penjual disana sudah beberapa kali menawarkan dagangannya pada Raffika, namun gadis itu menolak untuk membeli makanannya.

Ya, taman depan Masjid At-Taqwa itu bisa di sebut juga dengan Rest Area, biasanya orang-orang yang sedang berlibur atau berpergian jauh, selalu menghentikan perjalannya di sini, sebagai tempat istirahat.

Raffika menghela napas pelan, gadis itu mengintip sedikit dibalik kedua tangannya. Ramai, Fika berdecak kesal, ia benci keramaian. Saat ia pergi kesini hanya ada dirinya seorang diri, tidak ada orang selain dirinya disini. Mungkin efek siang hari membuat taman ini sangat sepi.

Lagi pula, untuk apa orang-orang datang ke taman di siang bolong? Matahari yang menyorot dengan teriknya membuat siapa saja malas untuk keluar rumah.

RaffikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang