15. Raffa

101 21 0
                                    

Oke! Seperti biasa aku lagi males revisi
Kalo typonya berlebihan komen aja

Anjoyyy

Kaku banget ya?
Heheh^^

Enggak biasa hamble lewatt ketikan^^
Berasa susah aja gitu

~Raffa

~Raffa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Jadi kalian udah saling kenal?"

Raffika terdiam. Gadis itu duduk di samping Ragil. Matanya menatap Raffa yang juga tengah menatapnya tajam. Raffika benar-benar terkejut. Bagaimana bisa ia dijodohkam dengan Raffa? Guru sekaligus orang yang paling ia benci disekolah disekolah.

Bagaimana ia bisa menikah dengan gurunya sendiri? Ia tidak pernah terpikirkan sebelumnya apalagi membayangkannya. Bukannya mendapat keharmonisan justru ia akan mendapatkan pelajaran. Bukannya membinah rumah tangga justru ia akan belajar bersama. Membayangkan bagaimana ia nanti menjadi istri Raffa membuat Raffika bergidik ngeri sendiri.

"Raffika salah satu murid saya tante, " jawab Raffa sopan.

Dila mengangguk, senyum wanita itu tak luntur. "Syukur deh kalo kalian udah saling kenal. "

Raffa hanya tersenyum sebagai jawabannya. Matanya kembali menatap Raffika. Pria itu tersenyum menatap penampilan Raffika yang menurutnya sangat cantik. Dengan balutan dress berwarna putih, wajah yang sedikit memakai riasan membuat Raffika terlihat anggun dimatanya.

Raffika mendengus saat melihat senyum terbit di wajah Raffa. Gadis itu memalingkan wajahnya.

"Kalian sudah tau'kan? Tujuan kalian dipertemukan dirumah saya? Selain untuk bersilaturahmi kalian juga akan kami jodohkan, sekaligus wasiat dari kakek kalian, " tutur Antonio tegas.

Raffa mengangguk. Ia tau dengan tujuannya datang ke sini.

Dani-Papih Raffa mengangguk. "Saya juga sudah menceritakan kepada Raffa tentang perjodohan ini. Dia juga langsung menerimanya, tinggal putri anda saja yang belum menjawab. Apakah putrimu juga menerima perjodohan ini?"

Raffika terkejut mendengar penuturan Dani-Papih Raffa. Apa benar laki-laki yang menjabat sebagai Gurunya itu menerima perjodohan ini? Kenapa dia menerimanya? Memangnya dia tidak memiliki kekasih atau apa gitu? Kenapa harus menerimanya? Kenapa tidak menolak?

"Bagaimana Fika, kamu menerima perjodohan ini'kan?"

Raffika gelagapan, gadis itu menatap Antonio lalu menatap Dani secara bergantian. Bibirnya mengulas senyum, detik itu juga Raffa tertegun melihat senyum Raffika yang manis.

RaffikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang