17. Apartemen

209 17 0
                                        

Maaf banget pasti banyak typo bertebaran:(
Kecepetan ngetik kadang suka typo:(
Kalo ada typo dimengerti ya
Komen juga biar nanti aku revisi ulang

Dah gitu aja
Happy Reading:)
Anjoy!

#Apartemen

#Apartemen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Hari ini bertepatan kepindahan Raffika dan Raffa ke Apartemen milik laki-laki itu. Beberapa barang sudah diangkut keluar dari mobil. Raffa dan Raffika baru saja sampai di parkiran Apartemen. Membawa barang-barang mereka masing-masing. Raffika hanya membawa dua koper dan satu tas kecil ditangannya. Sementara Raffa, pria itu hanya membawa satu koper saja. Karena beberapa barang pria itu sudah ada di Apartemen.

Dengan susah payah Raffika membawa kopernya. Gadis itu mendengus kesal menatap Raffa yang berjalan lebih dulu darinya. Apakah pria itu tak berniat membantunya? Sudah tau istrinya tengah kesusahan. Huh! Sepertinya Raffa tak berniat membantunya, buktinya pria itu malah meninggalkannya.

Raffika menghembuskan napas kesal. Tangannya terus menarik koper hingga masuk ke dalam Lift. Raffika mengatur napasnya lelah. Melirik Raffa yang tengah menekan tombol lift.

Raffika keluar dari Lift membawa kopernya kembali mengikuti langkah Raffa. Raffa sudah seperti tengah merajuk dengannya. Pria itu tak berbicara sekalipun padanya. Bahkan dimobil pun dia hanya diam dan fokus menyetir. Tidak ada kalimat yang keluar dari mulut pria itu. Bahkan jarak berajalanpun mereka jauhan, orang-orang yang melewatinya memandangnya aneh.

"Mas, itu istrinya kasian jangan ditinggalin, " tegur seorang wanita berumur 43 tahun itu.

Raffa hanya tersenyum membalas ucapan wanita itu. Pria membalikan badannya menatap Raffika yang tengah kesusahan membawa koper. Raffa berjalan menghampiri Raffika, mengambil alih koper yang dibawa gadis itu dan meninggalkan koper didepan Apartemen nomor 143.

"Kalo butuh bantuan itu bilang, jangan diem aja, " ucap Raffa.

Raffika menghentakan kakinya kesal. "Bapaknya aja yang enggak peka! Istri lagi kesusahan juga malah ditinggalin!"

"Mana saya tau kamu butuh bantuan. Lagian apa susahnya sih tinggal minta tolong 'mas bantuin aku bawain koper' gitu, " tutur Raffa.

Raffika memutar bola matanya malas. Apa katanya? Mas? Jangan harap ia memanggil Raffa seperti itu. "Hish!" desisnya.

Raffa menekan beberapa tombol untuk masuk ke Apartemen. Pria itu membawa koper Raffika, menaruhnya di dekat sofa lalu kembali keluar untuk mengambil kopernya.

Raffika terdiam, menatap pintu Apartemen Raffa. Atensinya beralih menatap jalan, saat Raffa membantu membawa kopernya kemudian kembali menatap pintu itu. Mulutnya terbuka, percuma Raffa membantunya jika hanya 5 meter saja jika dihitung. Ia juga bisa membawa koper itu jika jaraknya sudah dekat.

RaffikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang