[[Follow dulu sebelum membaca]]
Raffika Della Antonio, gadis berumur 17 tahun ini harus siap dinikahi oleh pria tampan yang umurnya jauh lebih tua darinya. Menikah karena sebuah perjanjian dari mendiang sang kakek membuat Raffika mau tak mau harus...
"Aku benci padamu, kau menorehkan sejuta luka dan kekecewaan, aku tidak ingin melihatmu bahagia tapi aku juga tidak ingin melihatmu menderita. Jangan salah paham dulu, aku bukan masih mencintaimu tapi aku tidak suka melihat orang menderita, sebagai bentuk kasihan sebagai manusia."
_Isa_
#Masalalu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°…°
Seorang pria tampan tengah menunggu didepan pintu Apartemen. Karena sudah lelah menunggu, pria itu duduk ditepi lantai, sambil menunggu seseorang yang tak kunjung datang.
Sekarang sudah pukul 14.15, sudah satu jam lebih pria itu menunggu, tidak ada niat untuk beranjak dan pergi dari tempat itu. Pria itu merogoh sakunya, meraih benda pipih berlogo apel, tangannya menari di atar layar itu.
Wajahnya sudah kesal, orang yang akan ia temui tidak mengangkat panggilannya, pesannya pun masih tak terbalaskan. Pria itu mendengus kesal, harus berapa jam lagi ia menunggu seperti orang hilang?
Banyak tatapan-tatapan aneh yang pria itu dapatkan. Mungkin mereka berpikir aneh tentangnya. Duduk lesehan, kaki yang terjenjang lurus, muka masam. Pria menghela napas pelan, kepalanya berandar ke dinding, kakinya dibiarkan lurus menghalangi jalan, lalu menguap kecil.
"Ngapain lo disini?"
Pria itu menoleh, senyum terbit di wajah pria itu saat mendapati seorang gadis yang akan ia temui. Pria itu bangkit, senyumnya berubah menjadi kecut.
"Lama banget si lo! Gue udah lumutan nunggu disini tau!" kesal pria itu.
"Enggak ada yang suruh lo nunggu gue! Lagian ngapain sih lo kesini?" sewot gadis itu.
Pria itu memutar bola matanya. "Gini nih ciri-ciri adek durjana. Abangnya dateng buat nengokin adeknya, bukannya disambut malah disemprot"."
"Enggak usah lebay deh, " decak nya.
"Loh Ragil?"
Ya, pria itu Ragil, kakak dari Raffika. Pria itu sudah lelah menunggu sang adik, bukannya disambut justeu ia mendapat semprotan dari mulut adiknya.
"Hallo kadi ipar, " sapa Ragil pada Raffa yang baru saja sampai ke Apartemennya.
"Kadi ipar apa sih?" ketus Raffika yang tak mengerti dengan ucapan Ragil.
Raffika memutar bola matanya malas, darahnya akan naik jika terus meladeni Ragil.
Raffa hanya menggelengkan kepalanya, melihat kakak beradik itu yang tengah adu mulut.
Raffa menatap Ragil bingung, untuk apa pria itu datang ke Apartemennya? "Ada apa datang ke Apartemen saya?" akhirnya pertanyaan itu mendarat mulus dari mulut Raffa.