22. Sunset

117 19 0
                                    

"Maka nikmat manalah yang engkau dustakan. "

#Sunset

#Sunset

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

###

"Kalo saya larang, kamu bakal jauhin dia?"

Diam, Raffika menatap danau dengan datar. Menghela napas pelan dan menatap Raffa. "Jangan bahas itu dulu ya, Pak. "

"Saya akan belajar mencintai kamu, " kata Raffa seraya menatap Raffika dalam.

Raffika tertegun diam sejenak. Semudah itukah Raffa membuka hati pada orang baru? Dirinya saja masih ragu untuk membuka hati.

"Sunsetnya indah ya, Pak. " Raffika mengalihkan pembicaraan sambil menatap Matahari yang kian terbenam menambah kesan indah dengan pemandangan langit yang berubah menjadi orange ke merahan.

Raffa mengangguk kecil. Menatap matahari yang kian menyurup. Bibirnya mengulas senyum. Sudah sekian lama ia tidak menyaksikan pemandangan indah ini. Terakhir ia melihat bersama Amira dan Rafasya-adiknya.

Raffika mengeluarkam ponselnya membuka aplikasi camera mengarahkannya kebelakang, memotret pemandangan sunset. Gadis itu berniat mengunggahnya di insta story. Setelah memotretnya Raffika memilih foto yang pas untuk diunggahnya.

"Kamu enggak tag saya?" tanya Raffa saat melihat unggahan Raffika tanpa mengtagnya. Raffika hanya menuliskan 7 kata saja dalam foto itu.

Raffika menoleh, lalu menggelengkan kepalanya. "Nanti temen-temen saya tau kalo kita jalan berdua. "

"Temen kamu enggak ada yang tau kita udah nikah?" Raffa sedikit terkejut, ia pikir Raffika akan menceritakan pada temannya itu. Tapi, dugaannya salah saat mendengar jawaban Raffika.

Menggelengkan kepalanya pelan, Raffika menatap layar ponselnya yang berbunyi berkali-kali, terdapat notif balasan dari teman-temannya. "Saya belum siap buat cerita sama mereka. Apalagi salah satu temen saya ada yang suka sama Bapak. "

Raffa menaikan kedua alisnya, bibirnya terbuka sedikit menampakan bahwa pria itu melongo terkejut. "Ha?" matanya mengerjap seraya menatap Raffika penuh tanya.

Raffika mengalihkan atensinya menatap Raffa. Raffika berdesis. Bagaimana tidak sahabatnya menyukai Raffa, dia melongo aja tetap tampan. Berdecak kesal, "Mukanya biasa aja, " sindir Raffika yang tak tahan melihat wajah Raffa yang menggemaskan tapi menjengkelkan itu.

Sontak Raffa merubah raut wajahnya. Kini menatap Raffika dengan kepala yang sedikit memiring, memudahkannya untuk menatap jelas wajah Raffika. "Temen kamu suka sama saya?"

"Kenapa? Mau bapak gebet? Inget udah punya istri!" jawab Raffika sedikit ketus tanpa mengalihkan pandangannya.

Dahi Raffa mengkerut mendengar jawaban ketus dari Raffika. "Saya cuman tanya, kenapa kamu sewot? Cemburu?" Raffa tersenyum miring.

RaffikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang