25. Belajar Masak

148 17 2
                                    

"Kegagalan adalah awal dari kesuksesan. Jangan takut gagal, karena itu adalah sebuah awal dari perjuangan. "

Typo bertebaran!!
Tolong memaklumi
Karena diriku sangat malah untuk revisi ulang:)
Terimakasih

~Belajar Masak

~Belajar Masak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Raffika menyuapkan nasi dan telur disemur yang di buat Raffa kedalam mulutnya, sesekali matanya melirik Raffa yang tampak serius dengan makanannya.

Tadi, Raffa memang membelikan Raffika barang yang sesuai dengannya, ukurannya pun sama. Memang benar, pria itu memang sedikit mengetahui tentang barang itu. Yang jadi pertanyaannya, Apakah pria itu tak malu saat membelinya?

Menepis segala pertanyaan yang ada dibenaknya. Raffika bangkit setelah menghabiskan makannya. Melangkahkan kaki menuju dapur untuk menyimpan piring kotor.

"Bapak mau bikin kopi?" tanya Raffika sembari menyimpan piring kotor.

Raffa menatap Raffika, lalu mengangguk pelan. "Jangan terlalu manis. "

"Oke. "

"Kamu enggak mau belajar masak?" Raffa bertanya karena ia tak pernah melihat Raffika belajar masak.

Raffika nampak berpikir. "Pengen sih."

"Mau belajar?"

Raffika mengangguk pelan, lalu menatap Raffa. "Masa Bapak terus yang masak. "

"Kenapa bosen sama masakan saya? Enggak enak ya?"

Mata Raffika sedikit membuka kemudian menggelengkan kepalanya kuat tak setuju. Itu tidak benar! Ia tak pernah bosan memakan masakan Raffa, karena pria itu memasak selalu enak dan tak pernah gagal dan ia selalu menyukainya.

"Enak kok. " Raffika menaruh kopi yang dibuatnya di meja. "Saya tuh cuman enggak enak aja sama Bapak. Masa Bapak terus yang masak, sedangkan saya? Seharusnya'kan saya yang buat makanan. "

"Saya enggak pernah nuntut kamu buat bisa masak. Kamu jadi istri saya bukan mau dijadiin pembantu, tapi seorang ibu dari anak-anak saya. Kamu ada di sisi saya aja saya udah seneng, " tutur Raffa.

Raffika berdecak. "Enggak usah ngegembel, enggak mempan. " bangkit, berjalan menuju sofa, meraih remot dan menyalakan Tv, terlalu malas jika mendengar Raffa yang sudah menggombal.

Raffa terkekeh pelan, ikut bangkit dan duduk di samping Raffika. "Saya enggak ngegombal. Itu kenyataanya. "

"Terserah. "

RaffikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang