13. Alfa

113 21 0
                                    


Jangan lupa vote, comen dan follow!

~Happy Reading:)
Enjoy!!


~Alfa

~Alfa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Raffika duduk dikursinya, gadis itu menunduk sembari memainkan jari-jarinya. Ucapan Antonio semalam membuat Raffika marah sekaligus bingung. Marah karena masa depannya harus diatur oleh Antonio. Bingung, siapa yang mau dijodohkan dengannya.

Raffika belum menerima perjodohan itu, selepas Antonio mengucapkan kalimat itu, Raffika langsung keluar dari ruangan tanpa menjawab apakah ia menerima atau tidak tentang perjodohan itu.

Ingin sekali ia menolak perjodohan itu. Namun, Antonio memberikan dua pilihan yang membuat Raffika kesal. Iya atau Iya? Pilihan yang sudah tau jawabannya bukan? Antonio ingin Raffika menerima perjodohan itu.

Bagi Raffika masa depannya itu ia yang mengatur. Entah dari jodoh, pekerjaan dan jalan yang harus ia tempuh kedepannya itu ia yang mengaturnya sendiri. Ia tak suka jika masa depannya di atur seperti itu, apalagi ini masalah tentang hati.

Flasback

"Dijodohin?" beo Raffika.

Antonio mengangguk. "Iya. Kamu akan Ayah jodohkan dengan anak dari sahabat Ayah. Ini juga wasiat dari mendiang Kakek Tami. Beliau mau cucu perempuannya menikah dengan cucu dari sahabatnya. "

"Yah! Aku enggak mau dijodohin! " bantah Raffika.

"Pilihan kamu hanya dua, Iya atau Iya?"

Sontak mata Raffika membulat. Pilihan macam apa itu? Jika begitu tidak ada pilihan untuknya. Raffika bangkit lalu berjaln keluar dari ruangan tanpa sepatah kata pun. Ia kecewa dengan keputusan Ayahnya. Ia tidak mau dijodohkan.

"Besok malam, calon besan kita akan datang dengan calon suami kamu, " tambah Antonio membuat langkah Raffika terhenti.

Raffika membalikan badannya. Menatap Antonio datar. "Aku enggak mau dijodohin, Yah. Ini masalah masa depan aku. Calon imamku nanti aku yang memilih dan Ayah enggak berhak buat ngatur semuanya. Ini juga masalah hati, hati enggak bisa dipaksain, Yah!"

"Ini wasiat dari mendiang kakek kamu Raffika!"

Raffika menggelengkan kepanya tak peduli. "Aku enggak peduli! Kakek udah meninggal, dia enggak tau laki-laki yang mau dijodohin sama aku itu laki-laki yang baik atau bukan. Kalo laki-laki itu jahat gimana? Kalo laki-laki itu malah nyakitin aku gimana? Ayah enggak mau kan?"

"Ayah udah kenal sama laki-laki yang mau dijodohin sama kamu. Dan Ayah rasa laki-laki itu baik, akhlaknya juga baik, kakek kamu tidak akan salah memilih laki-laki itu untuk kamu. "

RaffikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang