Lagi males revisi:(
Jadi, kalo ada typo tolong maklumi karena ku ngetik suka kecepatan, suka enggak sadar kalo ada banyak typo heheh^^~Calon Suami
***
Raffika sedang berada diparkiran bersama Tika dan Vina. Nieva, gadis itu sudah pulang duluan, karena jemputannya sudah sampai. Sedangkan Tika dan Vina masih menemani Raffika yang enggan untuk pulang.Kedua gadis itu tengah membujuk Raffika agar pulang. Ini sudah sore, jam pukul setengah empat sore. Memang di SMK Nusa Pelita ini jam pulang sekolah itu sore karena full day school.
"Lo masih enggak mau pulang?" tanya Tika yang entah keberapa kalinya.
Jawaban yang sama Tika dapatkan, gelengan kepala dari Raffika memnuat Tika kesal.
"Lo lagi kenapa si? Tumben banget enggak mau pulang, " tanya Tika kesal.
"Lo kalo mau pulang, pulang aja sana, " usir Raffika. Sudah berapa kali gadis itu bilang jika ia tidak mau pulang.
"Terus kalo kita pulang, lo gimana? Lo masih mau disini, diparkiran yang udah sepi kayak gini?" Tika bertambah kesal.
Raffika memutar bola matanya malas. Tika ini memang cerewet ya. Sudah ia bilang ia tidak mau pulang sekarang, tetep aja ngotot. "Sumpah ya Tika! Lo kalo mau pulang, pulang aja enggak usah peduliin gue. Gue juga mau mampir dulu ke kuburan, " ucap Raffika.
"Ngapain ke kuburan? Liat masa depan?" celetuk Vina pedas.
"Iya! Gue mau liat masa depan! Mau liat tanah yang cocok buat gue tidur disana, " ketus Raffika kesal.
"Gue serius Fika!" geram Tika.
"Gue juga serius Tika, " kesal Raffika.
"Lo ngapain ke kuburan? Ini udah sore!. " Tika bertanya.
"Gue juga enggak buta kali. " Raffika menatap Tika kesal.
Tika berdecak kesal. "Ck. Terserah deh, cape gue ngomong sama lo. "
"Enggak ada juga yang nyuruh lo ngomong sama gue, " sinis Raffika.
Tika menatap sebal Raffika. "Terserah Fika terserah, gue enggak peduli. Lo mau ke kuburan kek mau bunuh diri kek, terserah! Gue mau pulang! Bye!" Tika memalingkan wajahnya, menarik tangan Vina menjauh darinya.
"DARI TADI KEK, " teriak Raffika. Gadis itu terkekeh pelan, menjaili Tika membuatnya sedikit terhibur.
Ya, setidaknya ia bisa melupakan sejenak masalahnya dirumah.
"Selain olahraga kayaknya kamu punya hobi teriak. "
Raffika terdiam sejenak. Dengan pelan gadis itu menoleh ke belakang. Seketika matanya membulat, melihat wajah Raffa yang datar. Raffika memalingkan wajahnya, menghembuskan napasnya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raffika
Fiksi Remaja[[Follow dulu sebelum membaca]] Raffika Della Antonio, gadis berumur 17 tahun ini harus siap dinikahi oleh pria tampan yang umurnya jauh lebih tua darinya. Menikah karena sebuah perjanjian dari mendiang sang kakek membuat Raffika mau tak mau harus...