"Awal yang baru dengan hari yang baru. Semoga awal ini menjadi kebahagiaan yang nyata untukku. "_Isa_
#Awal Yang Baru
***
Seorang gadis cantik tengah menatap cermin yang menampilkan wajahnya sendiri. Dengan senyum yang mengembang dibibir gadis itu.Hari yang cerah, semoga suasana hatinya secerah cuaca hari ini. Gadis yang tak lain adalah Raffika itu tersenyum tipis. Menatap cermin dengan seksama yang menampilkan wajah dan tubuh mungilnya itu.
"Perpect!"
Raffika mengambil tas yang tergantung samping pintu, memasukan buku pelajaran hari ini. Hari ini adalah hari dimana ia kembali lagi ke sekolah setelah libur kenaikan kelas.
Hari senin, hari yang sangat ingin dilewatkan oleh Raffika. Gadis yang malas sekali melaksanakan upacara. Ah! Mungkin bukan hanya Raffika, siswa siswi lain pun mungkin merasakan hal yang sama.
Panasnya terik matahari, membuat siswa siswi malas melakukan upacara. Demi melewatkan upacara, ada beberapa tingkah yang siswa siswi itu lakukan, seperti sengaja telat sekolah, bolos ke kantin, bersembunyi di perpustakaan atau yang lainnya.
Sama halnya dengan Raffika, gadis itu juga malas melaksanakan upacara, bukan tak mau menghargai perjuangan pahlawan kita, hanya saja gadis itu terlalu malas untuk berdiri di bawah teriknya sinar matahari.
Setelah siap dengan semuanya, dimulai dari atribut, buku pelajaran dan sedikit polesan di wajahnya. Raffika segera keluar kamar, dan pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama.
"Pagi sayang," sapa wanita paruh baya, yang tengah menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anaknya. Wanita yang tak lain adalah Dila-Bunda Raffika.
"Pagi." singkat, padat dan jelas jawaban dari Raffika.
Raffika itu kadang cuek, kadang ramah, itu semua bagaimana mood-nya. Raffika type orang yang Mood-an. Tak heran jika sahabatnya selalu kesal dengan sifatnya itu.
"Kamu yakin Gil, enggak mau kuliah?" tanya pria tua, namun wajahnya seperti anak muda. Pria yang tak lain adalah Tn. Antonio-ayahnya Raffika.
Antonio itu sangat gaul, dia tau type anak jaman sekarang. Dari atas sampai bawah, ayahnya itu selalu dirawat. Bahkan Ragil-kakak Raffika kadang merasa kesal dengan sifat gaul Antonio. Merasa tersaingi oleh ayahnya sendiri.
"Enggak, Yah. Ragil mau langsung kerja aja, " jawab Ragil.
"Loh, kenapa? Sayang loh kalau kamu enggak kuliah. Ayah kamu juga masih mampu buat biayain kamu kuliah, jadi kamu tenang aja."
"Males belajar dia mah, Bund, " celetuk Raffika membuat Ragil menatapnya kesal.
"Ck, diem lo!" desis Ragil. Pria itu menatap Dila. "Enggak dulu deh. Ragil mau kerja dulu, baru kuliah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Raffika
Novela Juvenil[[Follow dulu sebelum membaca]] Raffika Della Antonio, gadis berumur 17 tahun ini harus siap dinikahi oleh pria tampan yang umurnya jauh lebih tua darinya. Menikah karena sebuah perjanjian dari mendiang sang kakek membuat Raffika mau tak mau harus...