21. Danau

129 17 0
                                    

"Masih ada banyak waktu untuk kita saling mengenal."

_Raffa_

#Danau

###

Setelah mengantarkan Ragil. Raffika dan Raffa pamit untuk pulang. Awalnya Dila melarang dan menyuruhnya untuk mampir ke rumah. Tapi, Raffa menolaknya dengan halus, memberikan alasan dengan embel-embel akan pergi ke suatu tempat yang mungkin bisa membuat putrinya senang, meskipun hanya sebentar. Tentu dengan senang hati Dila mengijinkannya dan membiarkan sepasang suami istri itu untuk tidak mampir kerumahnya.

Pada saat itu Raffika hanya diam membisu dan menuruti perintah Raffa yang notabennya adalah suaminya. Ia tidak tau Raffa akan membawanya kemana, sedari tadi yang ada dipikirannya itu.

Raffa ingin membawa ke tempat seperti apa?

Hingga dengan yakinnya dia menjawab akan membuat ia bahagia walau dalam waktu sekejap.

Dalah keheningan Raffa menjalankan laju mobilnya dengan sedang. Baik Raffa dan Raffika enggan untuk membuka suara, mereka terlalu asik dengan kesibukannya. Raffika yang sibuk dengan benda pipih ditangannya dan telinga yang disumpel dengan earphone. Sementar Raffa, pria itu tengah fokus menjalankan mobilnya, bibirnya mengatup menatap datar ke depan.

Hingga Raffa menghentikan mobilnya disebuah Caffe'Radk. Dahi Raffika mengekerut bingung, melirik keluar dari jendela mobil, kemudian atensinya menatap Raffa. Hendak bersuara namun kembali mengatup mulutnya saat Raffa menyambarnya begitu saja.

"Kita makan dulu. " Raffa keluar dari mobil diikuti oleh Raffika yang mengikuti langkahnya dari belakang.

"Kamu cari kursi, saya mau kesana sebentar. "

Raffika mengangguk, berjalan mencari kursi kosong. Raffika segera memanggil pelayan untuk memesan makanan, dalam hati ia bersyukur karena Raffa membawanya ke Caffe, memang dari tadi perutnya berbunyi menahan lapar. Pagi tadi ia hanya sarapan dengan selembar roti dan susu saja. Tak hayal jika perutnya kembali keroncongan.

Setelah memesan beberapa makanan, Raffika membenarkan posisinya mencari kenyamanan disana. Menatap keluar yang menampakan sebuah taman yang tidak terlalu besar, hanya tempat bermain untuk pengunjung yang membawa anak kecil.

Tak lama Raffa datang dan duduk di depan Raffika. Raffika menoleh sesaat lalu kembali menatap keluar. "Katanya Bapak mau bawa saya ke suatu tempat, kok malah ke caffe, " ucap Raffika tanpa mengalihkan pandangannya.

"Perjalanannya jauh, kita perlu isi perut dulu, " jawab Raffa. "Kamu udah pesen?"

Raffika mengangguk pelan.

RaffikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang