7. Kemarahan Ragil

115 22 0
                                    

"Tingkat tertinggi amarahanya seorang laki-laki adalah diam. "

_Isa_

Tidak berlaku buat Ragil hahah^^

#Kemarahan Ragil

#Kemarahan Ragil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"DIAM!"

Bentakan Ragil mampu membuat nyanyian itu terhenti. Suasana menjadi hening dalam sekejap di tambah ketegangan yang melanda ruangan itu. Semua pasang mata menatap Ragil bingung.

Ragil, dada pria itu naik turun, emosinya sudah tak tertahankan. Bukannya terharu dengan apa yang dilakukam Raffika, justru pria itu tampak marah. Wajahnya merah, rahangnya mengeras.

"Lo bohongin gue?"

Raffika terdiam, gadis itu membasahi bibirnya dengan lidah gadis itu. Lidahnya terasa kelu saat ingin menjawab pertanyaan Ragil. Pertanyaan simpel namun dengan intonasi penuh penekanan membuat suasana bertambah tegang.

Tatapan intimidasi yang Raffika dapatkan dari pria yang menjabat sebagai Kakaknya itu. Raffika menelan salivanya susah payah, tatapan Ragil membuatnya sedikit takut.

Ia pikir pria itu akan suka dengan ide konyolnya ini. Memanfaatkan kemarahannya untuk memberikan pria itu kejutan. Namun, semuanya tidak sesuai ekspetasi Raffika, justru berbanding terbalik dengan bayangannya selama ini.

"Lo bisu?"

Raffika terkejut, gadis itu mengangkat kepalanya menatap Ragil yang juga tengah menatapnya tajam.

"Gu-gue cu-cuman be-" lagi-lagi Raffika dibuat terkejut dengan ucapan Ragil yang kelewat pedas dan tajam.

"Lo mendadak gagu?"

"Gue cuman bercanda, Gil, " ucap Raffika dengan satu tarikan nafas.

Ragil memalingkan wajahnya, lalu tersenyum miring. Bercanda dia bilang?! Gila! "Bercanda lo bilang?!"

Raffika menunduk takut, tatapan Ragil membuat gadis itu menyusut takut. "Gue minta maaf, " sesalnya.

"GUE HAMPIR MATI DENGER KABAR LO KECELAKAAN, FIKA! DAN LO BILANG INI BERCANDA?! BERCANDA YANG LO MAKSUD ITU APA HAH?!" teriak Ragil membentak, dadanya bergemuruh, napasnya tak beraturan.

"Dan bilang lo meninggal, itu menurut lo bencanda?" Ragil menurunkan oktaf suaranya, tak lagi teriak seperti tadi.

"Lo enggak tau seberapa khawatir gue sama lo! LO ENGGAK TAU! Gue hampir mati keserempet motor cuman untuk dateng kesini, dan lo bilang itu juga bercanda?! DIMANA OTAK LO, FIKA?!"

RaffikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang