I hope you will enjoy with my stroy
Don't forget to clik stars n coment
Thank you•••
H A P P Y R E A D I N G
24.RAVEL-ALUNA
Hari ini Aluna sudah di perbolehkan pulang, gadis cantik itu sangat bahagia akhirnya dia bisa keluar dari rumah sakit. Gadis itu menatap Ravel yang sedang berbicara dengan dokter perihal kondisinya, meski sudah boleh pulang Aluna tidak di perbolehkan untuk banyak gerak.
"Apa kata dokter?" Tanya Aluna saat Ravel telah selesai berbicara.
"Kamu boleh pulang tapi gak boleh banyak gerak dulu."
Aluna mengangguk semangat, tangannya bergerak memeluk leher Ravel membuat lelaki itu membungkuk.
"Terimakasih sudah pulang," bisik Aluna lirih.
"Kamu rumah aku, aku akan kembali kerumah aku. Karena ada seseorang yang menunggu kepulangan aku, dan itu kamu."
Aluna mengangguk dengan mata berkaca-kaca, dia bersyukur memiliki Ravel lelaki yang selalu mencintainya lebih dari apapun. Ravel yang selalu mengutamakan kebahagiannya, Ravel yang selalu berhasil membuat Aluna nyaman saat berada ditempat yang baru dan Ravel yang selalu menjaga dan melindungi Aluna.
Mereka itu saling menjaga dan menguatkan Ravel yang selalu memanjakan Aluna begitu pula sebaliknya. Kedua orang yang tidak akan pernah bisa lepas jika ada Ravel pasti ada Aluna begitupun sebaliknya.
"Udah ya melow nya, sekarang waktunya kita pulang!" Seru Nia.
Aluna melepaskan pelukannya tapi tangan perempuan itu memeluk pinggang Ravel erat.
"Iya bunda."
"Alu mau pulang sama bunda atau sama Avel?" Tanya Nia lembut.
"Alu mau sama Avel Bun," jawabnya.
"Yaudah, hati-hati ya. Sampai ketemu di mansion sayang," pamit Nia.
"Let's go home babe."
•••
Aluna menatap jalanan yang mulai ramai, karena ini sudah jam orang masuk kantor. Wajahnya tampak bersinar bahagia, setelah sekian lama tidak melihat dunia luar akhirnya Aluna melihat lagi, awalnya dia sempat takut tapi nyatanya dia bisa kembali melihat bagaimana matahari menyinari bumi dengan cahayanya.
"Avel es krim ya?" Tagih Aluna.
"Iya nanti beli, tunggu kamu udah sembuh total."
"Okey!"
Mobil yang dikendarai Ravel berhenti di lampu merah, Ravel menatap wajah Aluna dari samping sangat sempurna, Aluna seperti tidak nyata dan kadang Ravel merasa dia tidak percaya karena mempunyai gadis secantik Aluna.
"Cantik banget," kagum Ravel.
"Avel bilang apa?" Tanya Aluna.
"Gak papa." Ravel kembali fokus ke jalanan setelah lampu berubah menjadi hijau, tapi sesekali dia melirik pada Aluna.
"Avel kenapa? Kenapa dari tadi liatin Alu?" Tanya Aluna.
"Gak papa."
Lagi dan lagi Aluna mendapatkan jawaban yang sama 'gak papa'.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEL-ALUNA [END]
Teen FictionAluna Rafa gadis cantik dengan mata indah, semasa hidupnya Aluna tak pernah keluar rumah, sekolahpun tidak. Aluna hanya diam dirumah, melakukan pekerjaan rumah. Hidupnya monoton, hanya makan, minum, melakukan pekerjaan rumah hanya itu. Dia tidak dip...