Hallo!
I hope you will enjoy with my stroy
Don't forget to clik stars n coment
Thank youHappy reading all!
°🌳🌳🌳°
45. RAVEL-ALUNA
Ravel pulang dari ospek dengan baju yang sudah tidak benar lagi, yang tadi mengenakan kemeja putih sekarang mengenakan kaos hitam. Lelaki itu masuk dan mengucap salam.
"Assalamualaikum," salamnya sambil menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri.
"Bini gua mana nih," gumamnya.
Ravel berkeliling mencari gadisnya, lalu matanya berbinar melihat seorang gadis ada di halaman belakang dengan dress selutut.
"Sayang!" Panggil Ravel lalu memeluk Aluna dari belakang.
Tubuh itu sedikit menegang tapi berubah menjadi relax. "Ngagetin tau gak?" Tegur Aluna.
Ravel cengengesan lalu membawa Aluna kedalam, dia mendudukan Aluna dikursi ruang makan sedangkan dia menunduk menatap Aluna.
"Kenapa?" Tanya Aluna gugup.
"Kangen."
Aluna tersenyum lalu membawa Ravel kedalam pelukannya, Aluna mengelus pucuk kepala lelaki itu dengan sayang.
"Kan selalu ketemu?"
"Tadi pagi kamu marah."
Aluna tersenyum, senyum bahagianya setelah Atlas meninggal. Ravel mendongak menatap gadis cantik miliknya yang tengah tersenyum. "Cantik banget tunangan aku," puji lelaki itu
Aluna sontak langsung menunduk menatap Ravel yang juga menatapnya dengan polos. "Aaaaa gemes banget si kamu?" Ucap Aluna lalu mencium kening Ravel bertubi-tubi.
Senyum Ravel semakin lebar, dia mengeratkan pelukannya pada tubuh kecil Aluna. "Tadi ada kating nyebelin di kampus," adu Ravel lucu.
"Siapa?"
"Namanya Roy, dia nyebelin. Dia tadi pukul pundak aku kenceng, sakit," adunya dengan wajah sedih yang di buat-buat.
"Beneran? Mana si aku liat?" Ujar Aluna panik.
Ravel menggeleng lalu menggenggam tangan Aluna. "Gak usah."
"Kamu kenapa bisa sampai dipukul gitu? Kamu buat masalah ya?" Tanya Aluna.
"Enggak! Enak aja!" Sembur Ravel tidak terima.
Aluna meringis lalu kembali bertanya. "Ya terus kenapa? Gak mungkin dong kamu di pukul tanpa alasan?"
"Aku makan bekal kamu tadi pas gurunya pidato," ucap Ravel santai.
Mata Aluna terbelalak lalu menggeplak pundak Ravel, tepat di tempat pukulan Roy.
"Awsh....sakit yang!" Ringis Ravel.
"Ya lagian kamu ada-ada aja! Orang kalo lagi bicara di depan itu di dengerin bukan malah makan! Wajar aja kalau kamu di pukul!"
Ravel mendengus lalu berdiri. "Tau ah, aku ngambek sama kamu!"
Ravel langsung pergi meninggalkan Aluna yang bingung.
"BUNDAAA."
Astagfirullah Ravel — batin Aluna.
"BUNDA KE INDONESIA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEL-ALUNA [END]
Fiksi RemajaAluna Rafa gadis cantik dengan mata indah, semasa hidupnya Aluna tak pernah keluar rumah, sekolahpun tidak. Aluna hanya diam dirumah, melakukan pekerjaan rumah. Hidupnya monoton, hanya makan, minum, melakukan pekerjaan rumah hanya itu. Dia tidak dip...