34. RAVEL-ALUNA

15K 1.8K 200
                                    

Hai!

Jangan lupa vote, coment dan share!

Hayuk spam coment!

Jam berapa kalian baca?⏲️

Happy Reading!

34. RAVEL-ALUNA

Semenjak kejadian hari kamis itu baik Ravel atau Aluna mereka tidak saling menghubungi lagi, Ravel yang pusing dengan email dari orang itu yang mengancam dia. Sedangkan Aluna mulai sibuk dengan pelajaran nya yang kian memberat dan susah.

Seperti janjinya hari Kamis Ravel akan mengunjungi Aluna dirumah ayah dan bunda lelaki itu sudah siap dengan pakaian casualnya hari ini dia berniat menghabiskan waktu bersama Aluna.

Meski hubungan mereka sedikit merenggang sebisa mungkin Ravel akan memperbaiki nya. Dia tau dia salah karena Ravel hari itu lepas kendali, masalah korupsi waktu itu dan ada email yang mengancam. Dan sialnya lagi Atlas melimpahkan semua pekerjaannya ke Ravel.

"Assalamualaikum," salam Ravel saat dia sampai dirumah orang tuanya.

"Waalaikumsalam, Avel! Bunda kangen!" Seru Nia antusias.

Perempuan itu memeluk putranya dengan sayang, Ravel membalasnya dan mencium pucuk kepala Nia dengan sayang.

"Bunda Aluna mana?" Tanya Ravel sambil mengusap keringat bundanya.

"Aluna ada, dia sakit."

Raut wajah Ravel berubah panik tanpa mendengar bundanya lelaki itu menuju kamar tunangannya.

"Sayang?" Panggil Ravel.

Dia melihat Aluna yang berbaring membelakanginya dengan tubuh yang terbalut selimut berwarna pink.

"Hei," panggil Ravel lagi sambil mengusap rambut gadis itu.

"Avel," lirih Aluna serak.

Aluna bangun dia memeluk tubuh Ravel, hawa nafasnya menerpa leher Ravel, hangat. Itu yang Ravel rasakan.

"Hei? Kenapa sakit hm?" Tanya Ravel.

"Pusing," rengek Aluna.

"Baring lagi, kepalanya aku pijetin."

Aluna menurut dia berbaring sambil menggenggam tangan besar Ravel, sedangkan tangan satunya menggenggam kaos Ravel erat.

"Shutt, bobo lagi."

Aluna memejamkan matanya, tangannya yang semula mencengkram erat baju kaos Ravel terlepas, Ravel juga melepaskan pegangan tangan Aluna dia mengatur tidur Aluna agar gadisnya itu nyaman.

Setelah nya Ravel berbaring disamping Aluna sambil mendekap gadis yang sedang sakit itu.

"Cepet sembuh cantik."

•••

Aluna bangun kepalanya sudah tidak se- pusing tadi, dia menatap sekitar kamarnya tadi dia merasa ada Ravel disampingnya lelaki itu mendekapnya Aluna merasakan itu.

"Sayang? Udah bangun?" Tanya Nia sambil mengusap kepala Aluna lembut.

"Masih pusing?"

Aluna menggeleng matanya menatap pada pintu kamar.

"Kenapa sayang?"

"Bunda tadi Avel ke sini kan?" Tanya Aluna dengan manatap bundanya.

Nia mengernyitkan dahinya lalu menggeleng.

RAVEL-ALUNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang