I hope you will enjoy with my stroy
Don't forget to clik stars n coment
Thank you°🌳🌳🌳°
🌳🥑 H A P P Y R E A D I N G 🥑🌳
17.RAVEL-ALUNA.
Ravel terdiam menatap kaku pada layar ponsel yang sudah mati dari tadi, dia terdiam masih berusaha untuk tidak percaya bahwasanya Aluna adalah adiknya. Meski bukan kandung.
"Dia adik gua? Tapi bukan kandungkan?kalau gak kandung masih bisa nikah kan?" Gumam Ravel.
Dia panik, bukan panik karena Aluna adiknya bukan dia panik takut nanti tidak bisa menikah dengan Aluna.
"Avel," panggil Aluna dengan mata masih setengah terpejam.
Ravel mendekat lalu menggendong Aluna dan membawa perempuan itu kepangkuannya.
"Kenapa?"
"Mau bobo," gumamnya.
"Kan tadi udah bobo Alu," jawab Ravel heran.
Aluna gak menjawab dia mengarahkan tangan Ravel ke-kepalanya, "Puk-puk," gumam gadis itu.
Ravel menurut menepuk-nepuk pelan kepala Aluna hingga gadis itu kembali terlelap. Dia memindahkan Aluna kekamar lalu ikut berbaring disamping gadis itu. Tenang mereka seranjang.
"Kalau kamu adik aku, aku gak tau harus senang atau sedih. Senang karena bertemu dengan adik yang selama ini aku cari atau sedih karena pasti dapat restu dari ayah susah."
"Tetap disini, berjuang sama aku. Bangun sebuah Castel indah yang nantinya akan menjadi tempat berlindung keluarga kecil kita sayang."
Setelah mengatakan itu Ravel memejamkan matanya menyusul Aluna kedalam mimpi.
•••
Aluna terbangun karena sinar matahari menusuk Indra penglihatannya, dia menatap kesamping melihat Ravel yang tertidur dengan nyenyak, sepertinya lelaki itu kecapean.
Aluna beranjak menuju kamar mandi menyikat gigi, mencuci muka dan turun kebawah. Aluna sampai didapur disambut oleh beberapa maid, Aluna tersenyum mengangguk.
Dia sudah mulai terbiasa disapa beberapa maid meski terkadang masih canggung, Aluna akan sarapan duluan karena perutnya sudah sakit, dia hanya mengambil roti dan sedikit bubur, Aluna makan dengan tenang lalu seseorang datang melingkarkan tangannya dileher Aluna.
Dia tau itu, itu pasti Ravel yang masih setengah sadar.
"Makan apa?" Gumamnya.
"Bubur sama roti."
"Makan yang banyak, biar cepet nikah sama aku."
"Maunya kamu itu," jawab Aluna sambil tertawa.
Ravel terkekeh lalu mengecup singkat pipi gadis itu.
"Abis ini mandi, siap-siap kita pergi keluar," ujar Ravel.
"Mau kemana?"
"Kemana aja yang penting sama kamu aku gak masalah."
"Oke, sana mandi dukun nanti sarapan kamu aku bawa kekamar," suruh Aluna.
Ravel mengangguk menurut, dia menuju kamarnya dan melaksanakan ritual paginya sebelum pergi dia ingin kekantor sebentar mengecek keadaan kantor karena hampir dua hari dia tidak kekantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEL-ALUNA [END]
Teen FictionAluna Rafa gadis cantik dengan mata indah, semasa hidupnya Aluna tak pernah keluar rumah, sekolahpun tidak. Aluna hanya diam dirumah, melakukan pekerjaan rumah. Hidupnya monoton, hanya makan, minum, melakukan pekerjaan rumah hanya itu. Dia tidak dip...