Hai!Kangen mereka?
Happy reading all!<3
•••
Dua bulan setelah kejadian kertas surat di kertas itu Ravel tidak memberi tahu Aluna. Dia akan bergerak sendiri tanpa melibatkan gadisnya dan selama itu juga Ravel selalu memberikan banyak bodyguard kepada Aluna.
Pernikahannya dan Aluna masih belum jelas arahnya. Ditambah lagi ada teror kecil-kecil yang terjadi di mansion sang ayah. Membuat Aluna harus di ungsikan ke mansion Ravel.
Saat ini Ravel sedang berada di kantor dan Aluna berada di rumah gadis itu sudah siap dengan pakaian perginya dia ingin berbelanja kebutuhan dapur sendirian.
Aluna masuk kedalam mobil didalamnya sudah ada supir. Mobil melaju dengan kecepatan sedang dan lagi ada mobil lain yang mengikuti mobil mereka. Cuma Nilss dan Aluna berusaha tenang.
Saat sampai Aluna langsung turun dan langsung menuju supermarket, dia mengambil troli dan memasukkan beberapa barang yang habis.
Bruk...
"Maaf, maaf."
"Gak papa saya saja yang tidak hati-hati, anda tidak apa-apa?" Tanya orang itu dengan bahasa formalnya.
Aluna menggeleng dia membantu orang itu mengambil barang-barangnya.
"Saya lupa ambil troli boleh saya menitip di troli anda?"
Aluna menatap barang lelaki itu lalu dia mengangguk.
"Terimakasih, perkenalan nama saya Adelio anda bisa memanggil saya Lio," ucapnya dengan senyum manis.
"Aluna," jawab gadis itu pelan.
Lio mengangguk dia mengambil alih troli itu. "Biar saya bantu, ada beberapa barang yang ingin saya beli," katanya.
Aluna hanya mengangguk tak ada pembicaraan diantara mereka. Aluna yang sibuk dengan barang-barang yang akan dia beli dan Lio yang sibuk menatap Aluna.
•••
Send picture.
Rahang Ravel mengetat dia menato tajam ponselnya, seseorang mengirimkannya foto Aluna dengan seorang lelaki yang tak Ravel tau siapa dia karena lelaki itu membelakangi.
Dia mengambil ponselnya yang lain lantas menelpon Aluna.
10 panggilan dari Ravel tidak di angkat lelaki itu semakin emosi ditambah ada foto serta Vidio yang memperlihatkan Aluna sedang tertawa dengan lelaki itu.
"Mencoba selingkuh huh?"
•••
"Boleh kita makan dulu? Hitung-hitung sebagai awal perkenalan kita," ajak Lio.
Aluna melirik jam tangannya lalu mengangguk. Toh Ravel tidak akan tau kan?tidak ada salahnya juga hanya makan siang sebagai tanda perkenalan.
Lio memesan banyak makanan, Aluna menatapnya dengan berbinar.
"Anda sangat lucu ketika melihat makanan," ucap Lio.
Aluna tersenyum malu.
"Saya suka," gumamnya tapi masih bisa di denger oleh Aluna.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEL-ALUNA [END]
Teen FictionAluna Rafa gadis cantik dengan mata indah, semasa hidupnya Aluna tak pernah keluar rumah, sekolahpun tidak. Aluna hanya diam dirumah, melakukan pekerjaan rumah. Hidupnya monoton, hanya makan, minum, melakukan pekerjaan rumah hanya itu. Dia tidak dip...