Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Indonesia.
Chenle menaikkan kacamata hitamnya keatas kepalanya. Mata ambernya menelusuri mencari penjemputnya. Dan gotca akhirnya ia menemukannya, seorang lelaki parubaya membawa selembar kertas bertuliskan namanya.
Chenle Albert
"Pak Jhono?" tanya Chenle menggunakan bahasa Indonesia. Jangan tanya kenapa ia bisa fasih menggunakan bahasa Indonesia. Ia memang banyak menguasai berbagai macam bahasa dan salah satunya bahasa Indonesia.
"Den Chenle?" tanya balik lelaki parubaya yang dipanggil Pak Jhono itu.
Chenle tersenyum lalu mengangguk.
"Ayok den saya bawakan kopernya," Chenle menyerahkan kopernya dan dibawa oleh Pak Jhon.
Selama perjalanan dari bandara menuju parkiran, semua mata memandang dirinya dengan takjub. Chenle memang bisa dibilang pemuda yang hampir sempurna. Bodi yang pas, mata yang berwarna emas, dan rambutnya di blonde hijau lumut begitu indah untuk dipandang. Itu akibat darah Indonesia, Amerika Serikat, dan juga China yang mengalir ditubuhnya. Tapi, Chenle cuek saja. Pemuda berumur 22 tahun ini sudah biasa menjadi pusat perhatian.
***
Setelah dipersilahkan masuk, Chenle berjalan memasuki ruangan yang merupakan ruangan CEO dari Darmawan Corp. Didalamnya telah menanti seorang lelaki parubaya yang menyambutnya dengan senyuman.
"Silahkan duduk nak Chenle."
Chenle mengangguk sambil tersenyum.
"Perkenalkan saya Adam Darmawan."
"Chenle Albert," Chenle menyambut uluran tangan Pak Adam.
"Kamu mau minum apa?" tawar Pak Adam.
"Tak perlu repot-repot pak Adam," tolak Chenle secara halus.
"Oke sepertinya kamu kelelahan, jadi kita tak perlu berbasa-basi lagi," nampak Pak Adam membuka laci mejanya dan mengambil sesuatu. "Itu foto putraku."
Chenle mengambil foto tersebut dan mengamatinya. Putra Pak Adam menurutnya sangat manis. Kulitnya yang tan dengan mata bulat menawan. Mirip sekali dengan Pak Adam.
"Namanya Donghyuck. Ia pemuda yang cukup manja, sehingga aku meminta salah satu agent dari Dark Blood untuk menjaganya," ucap Pak Adam menerawang.
"Hmm maaf sebelumnya Pak. Kenapa anda meminta Agent yang ada di amerika Serikat?Kenapa bukan Agent yang ada di Indonesia?"
"Aku sudah menjodohkannya dengan salah satu Agent yang ada disini. Tapi, perjodohan itu tak berjalan dengan lancar. Mereka sepertinya tak cocok."
Chenle nampak mengangguk mengerti.
"Kamu cukup melihatnya dari jauh, karena tunangannya pasti akan tetap menjaganya," ucap Pak Adam membuat Chenle mengernyit.
"Ya, pertunangan mereka masih tetap berjalan. Tapi, saya khawatir kalau tiba-tiba sesuatu yang tak diinginkan terjadi dan bertepatan tunangannya tak peduli padanya."
Memprihatinkan, batin Chenle.
"Baiklah Pak," Chenle menyetujuinya.
"Kalau bisa, kamu jadi lah temannya. Ia tak memiliki teman sama sekali. Dan saya akan sangat berterimakasih kalau kamu mau mengajarkan sedikit beladiri padanya. Ia tidak pernah mau belajar beladiri. Ia takut badannya terluka," ucap Pak Adam terkekeh.
Chenle mengangguk.
"Kira-kira siapa orang yang ingin menyelakai putra anda?"
"Seorang gangster yang sering mencari musuh. Contohnya saja saya," jawab Pak Adam berbisik. "Walaupun saat ini mereka belum bergerak, tapi apa salahnya berjaga-jaga kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCADE | JICHEN
FanfictionSeason 1 Chenle Albert seorang Agent yang harus menggantikan pekerjaan Guanlin karena paksaan dari Renjun, kekasih Guanlin. Pekerjaan yang baginya cukup mudah, hanya menjaga dari jauh anak lelaki pengusaha terkenal. Tapi, ternyata pekerjaan tak semu...